Rabu, 09 Maret 2011

40 PERSEN PELAJAR PERNAH ABORSI



Survei KPAI yang Direkam DPD Hidayatullah Tarakan

Hasil survei yang dilakukan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak Indnesia (KPAI) yang dihimpun oleh Pimpinan Daerah Hidayatullah Kota Tarakan mencatat, sebanyak 40 persen pelajar SMA di Indonesia mengaku pernah melakukan aborsi, akibat hamil di luar nikah. 

Sementara disebutkan, secara umum perbuatan remaja yang telah mengarah ke perbuatan seks bebas tercatat 97 persen. Demikian diungkapkan Abdul Azis Pimpinan Daerah Hidayutullah Tarakan dalam kegiatan pelatihan guru di lingkungan pondok pesantren.

Jelasnya, perilaku remaja SMP dan SMU pernah nonton film porno dipersentasikan ada 97 persen. Dan untuk remaja yang sudah pernah melakukan ciuman, petting, oral seks 93 persen. Sementara remaja SMP tidak perawan ada 62,7 persen. Dan 21,2 persen remaja SMA pernah aborsi sedangkan ABG yang pernah mengencani PSK tercatat 44 persen.

Oleh karenanya, setiap guru hendaknya dituntut terus berpacu dalam kelajuan sistem pendidikan pada zaman sekarang. Karena, menurut Abdul Azis,  jika hal tersebut tidak dilakukan maka hal-hal dari perbuatan anak didik yang mengarah ke seks bebas dan tindakan moral lainnya akan berpeluang untuk mereka. “Khususnya di sekolah-sekolah swasta, karena kami sadar bahwa di swasta, masih bisa dikatakan tertinggal cara didiknya ketimbang yang di negeri,” kata dia.

Menurutnya, sekolah swasta mestinya lebih cepat dalam menangkap sinyal-sinyal pendidikan.  “Dengan itu perlu adanya pelatihan kepada guru-guru swasta untuk membentuk perilaku si  anak sejak duduk di bangku SD hingga SMA, dan bisa menerapkannya kepada anak didiknya,” jelas Abdul Azis. “Kita tidak mau anak-anak itu terjebak dalam itu, sehingga bagaimana duduk di SMP, sudah punya visi kedepan,karena anak-anak ini tidak punya arah,” ucap dia.

Selain itu, peran orang tua juga perlu ditingkatkan dalam mendidik anak. Misalnya, imbuh Abdul Azis, setiap orang tua diberikan dipengajian yang didalamnya melibatkan putra putrinya. “Tarakan ini kota transit, sehingga mudah sekali kerusakan moral itu terjadi kepada anak-anak kita,” tandasnya.
Masih kata Abdul Azis, ada beberapa hal yang potensial untuk mendidik anak, diantaranya potensi kepribadian dari seorang  guru, beriman dan bertaqwa.  

“Potensial sosial yang harus bergaul baik dengan teman, murid, potensi profesional dalam hal mengajar harus memiliki pengetahuan yang luas,” terangnya. “Anda bisa menjadi guru mereka tanpa berprofesi sebagi guru, tetapi anda tidak akan bisa menjadi guru mereka tanpa mencintainya,” sambungnya. (sur)


SUMBER INFO (kecuali gambar ilustrasi diatas):
RADARTARAKAN.CO.ID - SELASA, 08 MARET 2011

BERBAGI INFO :

JANGAN LUPA !!!! SISIPKAN KOMENTAR ANDA TENTANG ARTIKEL INFO DIATAS,
TERIMA KASIH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :