Jumat, 30 Desember 2011

LAGI, DBD TELAN 2 KORBAN JIWA


#Tarakan - 


Ruang perawatan anak non bedah Melati pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, bulan terkhir ini terus dipenuhi pasien. Kebanyakan di antaranya menderita penyakit diare dan Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Menurut ingormasi dari kepala ruang Melati, Kartinah AMd, pada dua bulan terakhir 2011 (November dan Desember), tercatat ada 5 pasien anak yang meninggal dunia. Dua di antaranya penderita DBD. Sedangkan lainnya, penderita miningitis tibi (infeksi otak yang disebebkan virus TBC) satu anak, Kelainan Jantung Bawaan (KJB) satu anak dan satu anak lagi menderita aspirasi pnemonia. 

Kartinah mengatakan, salah satu kemungkinan meningkatnya dua penyakit pada anak ini (diare dan DBD), karena pengaruh musim buah dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Dijelaskannya, anak-anak yang mengkonsumsi buah secara berlebihan sangat berpotensi terkena diare. Ini disebabkan sistem pencernaan anak masih sangat rentan dengan makanan tertentu. “Sedang penderita DBD juga akan mengalami peningkatan apabila curah hujan yang cukup tinggi,” ungkap Kartinah kepada Radar Tarakan, kemarin.
 
Karena banyaknya pasien anak yang menjalani perawatan di ruang tersebut, sehingga kapasitas ruangan Melati yang hanya menyediakan 42 bed (tempat tidur) tidak bisa menampung semuanya. Akibatnya, sebagian pasien anak terpaksa dirawat di ruang rawat inap lainnya. 
“Di Ruang Plamboyan saja ada dua pasien anak yang terpaksa dirawat di sana.  Tak hanya disitu di ruang lain juga ada, padahal sebelummnya justru pasien Plamboyan yang dirawat disini,” ungkapnya.

Dari 5 orang pasien anak yang meninggal dunia, imbuh Kartinah, dua diantaranya penderita DBD yang kondisinya memang sudah cukup parah. Dikatakan, kondisi keduanya memang sudah ada tanda-tanda penurunan kesadaran. Bahkan keduanya sempat dilarikan ke ruang ICU (Intensive Care Unit) untuk mendapatlan perawatan lebih mendalam. Namun pada akhirnya tetap tidak bisa tertolong. “Meninggalnya bukan disini (Ruang Melati) tapi di ICU. Sempat kita bawa ke sana karena kondisinya memang sudah cukup parah,” jelasnya lagi.
 
Ditambahkan, jenis penyakit lainnya yang diderita pasien anak dan mengalami peningkatan diakhir tahun ini adalah pnemonia (infeksi pada paru-paru), yang kebanyakan penderitanya adalah bayi usia dibawah 2 bulan. Meski penyakit ini terbilang mengalami peninggkatan, jumlahnya tidak lebih banyak dibandingkan dengan penderita Diare dan DBD.
 
“Anak-anak usia dibawah 1 tahun memang rentan dengan penyakit ini (pneumonia). Gejala awalnya hanya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan batuk filek, akan tetapi antibody anak-anak belum sempurna, sehingga kumannya sampai merambat ke paru-paru,” pungkasnya. (*/yan/ngh)


Sumber Info (Kecuali Gambar Ilustrasi) : Jpnn.Com - Jum'at, 30 Desember 2011

BERBAGI INFO :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :