#Tarakan - Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2011-2012 tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat Senin (23/4) kemarin serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia. Khusus di Kota Tarakan, hari pertama pelaksanaan ujian yang berlangsung pada pukul 08.00 Wita hingga 10.00 Wita ini berjalan aman dan lancar. “Secara umum UN berjalan lancar dan aman tanpa ada kendala berarti,” terang Thajudin Noor, Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah pada Dinas Pendidikan (Disdik). Tetapi, dari 2.542 peserta UN yang kemarin dijadwalkan mengikuti ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia, hanya 2.527 siswa yang ikut. Sekitar 15 siswa tidak dapat ikut pada UN hari pertama kemarin.
Menurut Thajudin, 15 siswa yang tidak ikut UN ini disebabkan berbagai alasan, dari yang sudah berhenti sekolah di tengah jalan, pindah keluar daerah hingga alasan telah menikah. “Dari 15 orang yang tidak ikut ujian, diantaranya laki-laki sebanyak 10 orang dan 5 orang perempuan. Kemudian 2 orang siswa perempuan tidak ikut alasannya sudah menikah dan lainnya berhenti dan pindah,” ulas Thajudin.
Dari pantauan Disdik, kemarin juga ada satu peserta yang harus melaksanakan UN di luar sekolah disebabkan sakit. Peserta ini harus melaksanakan UN di rumah sakit karena sedang rawat inap. “Informasi terakhir yang diperoleh Dinas Pendidikan, diketahui hari ini (kemarin,red) ada satu siswa yang sakit karena kecelakaan hari Minggu (22/4) lalu. Setelah dilacak ternyata siswa ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sehingga harus melaksanakan ujian di rumah sakit,” ungkapnya.
Untuk pengawasan ruang ujian kemarin juga berjalan lancar. Menjaga ruangan agar tetap steril saat UN berlangsung dan menghindari kecurangan melalui alat elektronik, siswa tetap dilarang membawa handphone (HP) ke dalam ruangan. “Alat elektronik seperti handphone jelas dilarang dibawa oleh siswa,” tegas Thajudin.
Untuk pengawasan di dalam ruangan, panitia pelaksana UN menempatkan guru pengawas silang murni sebanyak 2 orang setiap ruangan. Sedangkan untuk soal UN, seperti biasa akan diambil setiap pukul 06.00 pagi di Kepolisian Sektor (Polsek) Tarakan Barat. “Soal UN diambil pihak sekolah sendiri setiap hari sebelum UN dilaksanakan yang disaksikan Dinas Pendidikan dan dijaga ketat aparat kepolisian,” tutup Thajudin.
Sementara itu, Asisten III Sekretariat Kota Tarakan, Dr HM Yunus Abbas MSi sangat menyayangkan adanya siswa yang tidak ikut UN karena nikah di usia muda. Untuk mengantisipasi agar ke depan tidak terulang lagi kejadian serupa, Pemerintah Kota (Pemkot) akan memasang strategi agar tidak berhenti lagi di kelas 3 ini. ’’Seharusnya ada komitmen bersama yang harus dibangun di masyarakat Tarakan tentang pentingnya pendidikan. Karena SMP itu masih wajib belajar,” kata Yunus.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tarakan Drs Tajuddin Tuwo menambahkan, dalam pelaksanaan UN di hari pertama, ada sedikit kendala bagi siswa dan siswi. Di antaranya soal yang diujikan di beberapa nomor soal, kabur. ”Disdik akan membuat berita acara mengenai soal-soal ujian tersebut ke provinsi. Kemudian provinsi yang akan meneruskan ke kementrian dan tentunya, tidak merugikan siswa karena bukan kesalahan dari siswa,” jelasnya.
Dari pantauan, UN yang dilaksanakan di SMPN 1 Tarakan berlangsung lancar. Hanya saja, ada seorang siswi, bernama Sumarni, kelas 9/10 harus ditandu ke ruangan untuk mengikuti ujian. Ibu Sumarni, Hj Nurlia mengatakan bahwa, anaknya tersebut nekat ikut ujian meski dalam kondisi yang tidak sehat dikarenakan Sumarni takut mengikuti ujian susulan. ”Dia sebenarnya lagi sakit. Tapi karena takut mengikuti ujian susulan, soalnya gurunya mengatakan sangat sulit mengikuti ujian susulan, jadi dia bela-belain ikut ujian ini meski dia tidak bisa jalan,’’ kata Nurlia. (jnu/*/eka)
Sumber Info : Radartarakan.co.id - Selasa, 24 April 2012
BERBAGI INFO :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :