TERBARU.......

Sabtu, 05 Mei 2012

PEMADAMAN HINGGA LEBARAN



#Tarakan - 


Pemadaman listrik bergilir akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Ini karena PT Pelayanan Listrik Nasional (PT PLN) Tarakan masih kekurangan pasokan gas hingga empat bulan ke depan. Artinya, selama bulan Ramadan dan Lebaran mendatang, PLN tetap menjadwalkan pemadaman listrik bergilir.
Lalu bagaimana sesudahnya? Direktur Utama PT PLN Tarakan Sandika Alfianto menyampaikan, pihaknya kini sedang mengupayakan mendapat pasokan gas dari Pulau Bunyu.
Beberapa pekan terakhir, Sandika mengaku berkomunikasi lebih intens dengan pihak Pertamina Bunyu terkait rencana PJBG (Perjanjian Jual Beli Gas) tahun ini. Bahkan kata Sandika lagi, dalam pertemuan terakhir pada pekan lalu, pihak Pertamina Bunyu sedang memasang pondasi untuk kompresor gas. Hanya saja masalahnya, butuh waktu sekitar empat bulan untuk memasang kompresor gas yang berfungsi sebagai pendorong gas agar bisa dikirim dari Bunyu ke Tarakan.
“Paling cepat empat bulan. Makanya, kami sedang mengira-ngira apakah waktu pemasangan ini bisa dipercepat lagi atau tidak,” kata Sandika Alfianto.
Ia mengatakan, fasilitas pendukung utama berupa pipa bawah laut untuk mengirim gas tersebut sudah ada sejak lama, namun memang perlu dicek kembali karena sudah lama tidak digunakan. Terakhir, infonya digunakan tahun 2009.
Empat bulan yang dimaksud Sandika, jika pembangunan instalasi gas dimulai Mei ini, maka gas baru akan bisa diterima PLN pada bulan Agustus mendatang. Itu pun kontrak yang akan dilakukan adalah sebanyak 2 MMBTU (Million Metric British Thermal Units) per haru sampai dengan tahun 2015.
“Tapi ini masih panjang prosesnya, karena kami masih bicara harga dan lainnya,” beber Sandika. Meski belum mencapai kesepakatan, Sandika memastikan tahun ini sudah ada kepastian bahwa kebutuhan gas untuk menghidupkan kembali mesin-mesin PLN (yang berbahan bakar gas) akan dibantu Pertamina Bunyu, selain tetap mengandalkan Medco. “Dealsudah, cuma harga masih dalam pembicaraan,” ungkapnya.
Meski demikian, PLN Tarakan tetap berharap PT Medco berusaha untuk mencari sumber gas baru. “Kalau bicara komitmen, PLN sudah berusaha mendatangkan mesin solar. Kami berharap Medco berupaya sekuat tenaga untuk mendapatkan gas,” harapnya.
Sesuai etika bisnis, sambung Sandika menjelaskan, dalam kondisi darurat seperti ini maka Medco harus berani melakukan langkah-langkah darurat juga. “Saya akui Medco sudah berupaya, tapi kan belum terlihat hasilnya walaupun selalu disampaikan gas tergantung isi perut bumi,” kata Sandika.
Setahun lalu, Medco sudah berkomitmen untuk mengebor dua sumur baru, dan telah difasilitasi pemerintah kota. Inilah menurutnya yang perlu diwujudkan. “Karena kalau mengandalkan sumur yang tua tetap saja akan drop, sehingga perlu alternatif lain dengan adanya sumur-sumur baru,” kata Sandika lagi.
Saat ini, suplai gas yang dikirim oleh Medco ke PLN Tarakan hanya sebesar 1,9 MMBTU per hari dari kontrak 6 MMBTU per hari. Dengan begitu, selama empat bulan menunggu kepastian kesiapan Pertamina Bunyu mengirimkan gasnya ke Tarakan maka dapat dipastikan kondisi kelistrikan di Tarakan masih tetap seperti ini alias masih terjadi byar pet dan pemadaman bergilir. “Pemadaman tetap dilakukan sampai kondisi (pasokan gas, Red.) Medco berjalan dengan normal,” tegasnya.
Informasi yang beredar, sejumlah masyarakat akan melakukan aksi demonstrasi ke PLN Tarakan. Menanggapi hal ini, Sandika tidak banyak komentar. Menurutnya, PLN sudah berupaya keras untuk mengoptimalkan kondisi kelistrikan di Tarakan. “Kami juga tidak ingin ini terjadi, dan kami sudah mengupayakan dengan mendatangkan mesin tambahan. Namun yang menjadi kendala utama adalah gasnya,” kata Sandika menambahkan.




AKAN DEMO PLN

Karena tidak dapat memenuhi janjinya kepada masyarakat yang disampaikan PLN melalui Tim Peduli Masyarakat Tarakan, terkait penurunan tarif listrik sebagai kompensasi dari pemadaman sejak Maret, maka Tim Peduli Masyarakat yang diketuai H. Safri IS akan kembali melakukan class action, Rabu (9/5) mendatang. “Kami akan lakukan aksi damai secara besar-besaran di kantor PLN dan pemerintah kota pada Rabu nanti. Selain PLN tidak memenuhi kesepakatan yang dicapai pada tanggal 5 Maret lalu, utamanya poin 5 berupa kompensasi tarif pembayaran listrik, juga karena masih berlanjutnya pemadaman akhir-akhir ini yang justru lebih parah dari sebelumnya,” tegas H. Safri kepada wartawan koran ini kemarin (4/5).
Safri menegaskan, Tim Peduli Masyarakat Tarakan dalam demo tersebut nantinya akan menuntut PLN maupun pemerintah kota untuk mengkaji kembali keberadaan PLN Tarakan sebagai anak perusahaan yang selama ini mengurusi rumah tangganya sendiri. Selain itu, pendemo akan menuntut agar tarif untuk pelanggan 6 Ampere ke atas dikembalikan ke nominal tariff sebelumnya (tarif pada tahun 2003). Mengingat, hampir setahun ini PLN Tarakan justru tidak bisa mengurusi dirinya lagi, terutama dalam hal pelayanan terhadap pelanggannya. Pemadaman semakin menjadi-jadi, baik sesuai jadwal maupun di luar jadwal (biasanya pada tengah malam). “Belakangan ini justru pemadamannya seminggu bisa dua sampai tiga kali. Belum lagi pemadaman pada tengah malam yang bisa sampai 3 kali juga,” beber Safri. Tentunya, pemadaman tersebut sangat merugikan masyarakat sebagai pengguna jasa listrik (konsumen). Sementara bayarannya tetap sama, bahkan hanya terlambat sehari atau dua hari dari batas waktu pelanggan dikenakan denda.(ddq/noi/ndy)


Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.idSabtu, 5 Mei 2012





BERBAGI INFO :


BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS