Jumat, 03 Juni 2011

DITA KARENZHA, MASTER CATUR TERMUDA ASAL TARAKAN




Usianya belia. Tapi, dia telah menorehkan namanya sebagai pecatur di kancah internasional. Dia mencetak rekor baru sebagai Women FIDE (Federation International des Enchecs : Federasi Catur Dunia). Master termuda ketika berusia 10 tahun 1 bulan.

EKA FATIMAH, Samarinda






MASTER cilik ini bernama Dita Karenzha. Sejak usia 5 tahun, Dita mulai menekuni catur. Dia dibimbing kakeknya, Moes Santosa, yang juga pelatih catur yang tergabung dalam Pelatih Nasional Pratama (PNP).
Itu membuat gadis kecil kelahiran Tarakan, 21 April 2000, ini tak perlu berlama-lama menyabet beberapa gelar bergengsi hingga kancah internasional. Rekor nasionalnya pertama kali diraih saat berusia 7 tahun 3 bulan. Yakni, sebagai peraih gelar Master Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) termuda sepanjang sejarah percaturan Indonesia pada 2007 lalu.
Sedangkan pada kancah internasional, namanya pertama kali ditorehkan pada ASEAN Age Group Championship di Vietnam 2008. Yaitu, dengan meraih 2 medali emas perorangan. Hampir seluruh turnamen dan kejuaraan yang dia ikuti, tak ada yang terlewat tanpa medali di tangan.
Pada Mei 2010, dia menduduki rangking IV pada turnamen nasional yang diikuti semua pecatur top putri Indonesia. Dia mengalahkan banyak seniornya.
Saat berbincang dengan harian ini, bocah penyuka warna pink ini menuturkan beberapa kesibukannya belakangan ini. Sejak awal 2011, dia mengaku rehat sejenak dari aktivitas olahraganya.
Persiapan menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Mei lalu, menyita banyak waktunya. Maklum, menurutnya, selama mengikuti beberapa turnamen dia seringkali harus ketinggalan pelajaran. Namun, dia tidak diam saja. Dia mengundang guru privat selama masa rehatnya dari latihan guna mengejar ketinggalan.
Saat ditanya keyakinannya lulus UN, Dita tersenyum kecil. “Tidak tahu juga, semoga saja lulus,” ujar penyuka pelajaran matematika ini. Jika lulus, Dita berniat melanjutkan ke tingkat SMP di Tarakan.
Selain merasa nyaman di kota tersebut, faktor utamanya adalah dia tak ingin jauh dari sang kakek. Selama ini, sang kakek adalah orang terdekat baginya. Sejak kecil selalu bersama dan kakek merupakan teman sekaligus lawan caturnya setiap hari.
Selain ingin menjadi grand master catur, Dita yang telah memiliki teman dari berbagai negara ini juga bercita-cita jadi dokter. Lagi-lagi, keinginan itu dilandaskan pada rasa sayangnya terhadap Moes Santoso.
“Kalau saya jadi dokter, saya bisa merawat saat kakek sakit,” tuturnya. Dia ingin menjadi satu-satunya dokter yang sekaligus memiliki gelar grand master dunia.
“Tapi pastinya, saya harus belajar IPA dengan giat untuk bisa jadi dokter,” imbuhnya. Maklum, pecatur yang berada dalam naungan Gajah Kencana Chess Club ini, kurang menyukai pelajaran IPA.
“Sulit memang mempelajari IPA, kadang Dita banyak tidak ngertinya,” paparnya. Namun, keinginannya untuk menjadi dokter yang bisa merawat sang kakek tidak akan goyah. “Demi kakek, Dita harus bisa,” tandasnya.
Di samping itu, penyuka ayam penyet ini juga akan berjuang keras agar gelar grand masternya dapat diraih sebagai rekor terbarunya. Yaitu, grand master termuda dalam sejarah dunia.
Setelah UN berakhir, kini kesibukan Dita sebagai pecatur kembali seperti semula. Sudah sepekan lebih, rutinitas yang sempat ditinggalnya berbulan-bulan mengisi waktu luangnya. Setiap hari dari jam 9 hingga jam 11 siang dia menghabiskan waktu di depan papan hitam putih itu.
Dita juga suka jogging dengan sang kakek di sore hari. Selepas Magrib, Dita kembali memainkan bidak-bidak caturnya hingga jam 10 menjelang tidur.
“Saya sedang persiapan Pra-PON yang diadakan Juni mendatang,” ujarnya. Selain itu, tahun ini juga dipastikan  dia akan turun pada kompetisi ASEAN Youth Games International, 12 Juni mendatang di Tarakan.
Jalan untuk meraih gelar grand master memang sudah terbuka lebar. Namun, kerja keras dan latihan yang fokus harus terus dijalani demi cita-cita besarnya itu. (*/ekf/wwn)

Sumber Info (Kecuali Gambar) :
Kaltimpost.co.idJum'at, 03 Juni 2011




BERBAGI INFO :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :