Dinas Kesehatan Sarankan Lokasi Tak di Tengah Kota
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tarakan dr Khairul menyatakan kawasan peternakan harus dikelola dengan baik masalah higenitas dan sanitasi lingkungannya. Pasalnya, lebih dari 10 wabah penyakit mampu ditimbulkan dari feses (kotoran ternak) lewat perantara udara dan air. Bahkan yang mematikan ialah virus Avian Influenza (flu burung) dari hewan ternak jenis unggas.
Khawatirnya lagi kata Khairul, bagi lokasi peternakan yang terdapat di tengah kota. Misalkan peternakan sarang burung walet yang semakin menjamur di Kota Tarakan, di mana konstruksi bangunan waletnya memanfaatkan bantuan air untuk menjaga kelembaban kondisi bangunan.
“Untuk peternakan burung, termasuk walet juga jenis unggas, dikhawatirkan memang flu burung. Khususnya lagi dari kotoran ternaknya tidak dikelola baik, tentu banyak timbulkan wabah penyakit terutama peternakan di tengah kota,” jelas Khairul.
Semestinya kawasan peternakan terletak di lokasi khusus peternakan, berada jauh dari pemukiman padat penduduk apalagi di tengah kota. Secara teori kata Khairul lagi, wabah penyakit mudah tercemar lewat media air yang tidak mengalir, bukan saja hanya dimunculkan dari peternakan sarang burung walet, tetapi air tergenang peluang timbulnya perkembangan nyamuk Aedes aegypty untuk demam berdarah, polio, hepatitis A, diare, dan sebagainya.
“Aspek sanitasi lingkungan, idealnya harus ada daerah khusus peternakan, kawasan pengembangan industri dan sebagainya. Termasuk kandang ayam pun, bukan hanya burung walet. Perlu memang diatur dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah),” ungkap Khairul kepada Radar Tarakan.
“Selain nyamuk dan flu burung, banyak penyakit bisa muncul kalau kebersihan lingkungan itu tidak dikelola dengan baik. Lewat kotoran bianatang, apalagi kalau dikerubungi lalat dan sebagainya, hinggap di makanan bias diare dan lainnya. Kalau larut dalam air, kotoran yang tercemar penyakit itu bisa sebabkan polio juga hepatitis A,” jelasnya lagi.
Sebagai langkah pencegahan dan penanggulangan munculnya berbagai penyakit akibat wilayah peternakan tidak dikelola dengan baik, masyarakat sekitar pun terkena dampaknya, Khaerul menyarankan kepada seluruh pemilik usaha peternakan minimal mengontrol saluran pembuangan air dan kotoran ternak. Air tergenang harus dibersihkan dan dikontrol, juga veses ternak jangan dibuang di sembarang lokasi.
“Sudah ada pula aturan lewat RTRW, paling tidak kedepan dipikirkan ada kawasan khusus peternakan sehingga lingkungan masyarakat juga bisa terjaga higenitas dan sanitasinya. Di pemukiman warga juga tak hentinya kami ingatkan gerakan 3M sebagai pencegahan meluasnya wabah DBD,” pungkasnya. (dta)
Sumber Info (Kecuali Gambar) :
Radartarakan.co.id - Jumat, 3 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :