Gubernur Masih Meninjau Kembali Usulan HET Rp 24.500
#Tarakan - Rencana kenaikan harga BBM diperkirakan ikut mendongkrak harga elpiji. Padahal selama ini masyarakat Tarakan masih mengeluhkan tinggi harga elpiji, khususnya tabung 3 kilogram.
Direktur PT Karina Utama, Ir. Idris Nasir – pemilik salah satu agen penyuplai elpiji 3 kilogram di Tarakan ini mengatakan, kenaikan harga BBM akan memengaruhi biaya ongkos tabung elpiji. Saat ini, harga BBM subsidi jenis premium masih Rp 4.500 per liternya, jika naik Rp 1.500, maka akan menjadi pertimbangan kenaikan ongkos angkut. Itu belum termasuk biaya buruh yang cenderung ikut naik akibat kenaikan harga BBM.
“Tapi harga yang saat ini berlaku di masyarakat tetap akan turun jika SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) dibangun di Bulungan, mesti harga BBM naik. Tapi pastinya kita lihat saja nanti,” kata Idris Nasir kepada Radar Tarakan kemarin (14/3).
Diberitakan sebelumnya, harga isi ulang tabung elpiji 3 kilogram di agen sebesar Rp 23.500 dan harga di pangkalan sesuai HET harus sebesar Rp 24.500. Tapi nyatanya, harga yang berlaku di masyarakat tidak sesuai dengan HET karena mencapai Rp 27 ribu hingga Rp 28 ribu per tabung.
Terkait rencana pembangunan SPBBE di Tanjung Selor, Idris mendukung. Sebab, upaya ini akan memangkas jarak tempuh lebih dekat dibanding dari Balikpapan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka harga dipastikan menurun dari Harga Eceran Tertinggi (HET) dan lebih terjangkau bagi masyarakat.
“Khusus wilayah Tarakan, tetap ada ongkos angkut atau transportasi, tapi tidak sebesar dari Tarakan ke Balikpapan dan sebaliknya,” terangnya.
Idris menyampaikan, selama ini, untuk mengisi tabung elpiji 3 kilogram di Balikpapan memakan waktu cukup lama, hingga 2 minggu. Waktu perjalanan mengirim tabung sendiri bisa sampai 4 hari sehingga pulang pergi membutuhkan waktu 8 hari. Belum lagi lama mengatre pengisian tabung di SPBE (Stasiun Pengisian Bulk Elpiji) Balikpapan yang membutuhkan waktu paling cepat 2 hari. Karena bukan hanya daerah Tarakan saja yang melakukan pengisian tabung di SPBE Balikpapan, daerah-daerah lain di Kaltim hingga Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan juga kadang melakukan pengisian di Balikpapan.
“Belum lagi pengaruh alam yang tidak bisa dihindari, seperti terjadi gelombang besar. Manusia tidak bisa berbuat apa-apa kalau terjadi seperti itu,” jelas Idris. Selain ongkos angkut relatif rendah dan jarak tempuh lebih cepat, stok isi ulang gas juga lebih terjaga jika depo pengisian lebih dekat. Dari beberapa pertimbangan tersebut, meskipun SPPBE tidak dibangun di Tarakan, agen tidak keberatan dan tetap mendukung kebijakan PT Pertamina.
“Agen siap mendukung (SPPBE dibangun di Tanjung Selor, Red.), karena itu untuk kepentingan masyarakat banyak,” terangnya.
Di tempat terpisah, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak membenarkan jika HET gas elpiji di Tarakan sangat tinggi dari yang ditetapkan. Untuk itu, dia mengatakan akan meninjau kembali HET gas elpiji di Tarakan.
“Kami memang akan membuat kebijakan yang harus disesuaikan dengan kondisi di daerah,” kata Awang, kemarin.
Secara pribadi, dirinya memang berharap agar HET gas elpiji yang secara perlahan akan menggantikan minyak tanah ini bisa turun jauh lebih murah dari kondisi saat ini. “Tentu saya akan mempertimbangkan semua aspek,” kata gubernur.
Untuk itu, Awang meminta kepada masyarakat Tarakan agar lebih bersabar mengingat surat keputusan gubernur terhadap HET gas elpiji tersebut masih dalam proses. “Jangan sampai HET mengakibatkan masyarakat kita kesulitan,” katanya.
Kalau pun ada kenaikan adalah hal yang wajar karena akan timbul biaya angkutan dari Balikpapan ke Tarakan. Namun demikian, kenaikan ongkos angkutan tersebut tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan masyaraka.
“Memang biaya angkut transportasi cukup memberatkan,” akunya.
Lalu apakah pemerintah provinsi akan berupaya untuk menekan kos tersebut? “Pasti, pasti. Itu sudah pasti, tapi tidak harus sama dengan Balikpapan dan Samarinda,” jawab Awang.
Nilai HET-nya tentu akan disesuaikan dengan faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan tersebut. Namun demikian, HET yang akan ditetapkan gubernur nanti minimal tidak terlalu jauh dengan Balikpapan, dan Samarinda.
“Kita akan berupaya untuk tidak memberatkan masyarakat,” jani gubernur.
Di bagian lain, Sekretaris Dishutamben Tarakan Yusuf Minggu juga menyampaikan, pihak Dishutamben akan mendorong Perusahaan Daerah untuk membangun Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di Tarakan.
“Jika rencana pembangunan SPPBE di Bulungan belum juga dilakukan, maka kita akan ambil alih. Solusi lain mendatangkan tabung elpiji yang berkapasitas ribuan ton yang nantinya akan dikelolah oleh agen dan gasnya disuplai dari Pertamina Balikpapan,” terangnya.
Yusuf menambahkan, elpiji 3 kilogram tersebut merupakan barang subsidi pemerintah yang dialokasikan sebesar Rp 7.000 per-kilogramnya. Sementara, harga jual yang dipatok Pertamina sebesar Rp 3 ribu per-kilogramnya. “Jadi tidak mungkin akan diberikan subsidi lagi, meski itu untuk ongkos angkutnya,” pungkasnya.(jnu/ddq/sur/ris)
Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.id - Kamis, 15 Maret 2012
BERBAGI INFO :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :