TERBARU.......

Jumat, 18 Mei 2012

OKNUM PNS TARAKAN DITANGKAP


Dilaporkan Istrinya Selingkuhi Janda

#Tarakan - Seorang oknum pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Tarakan, BD (31) sekitar pukul 03.00 Wita kemarin (17/5), diamankan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat. Dia kedapatan bersama SR (31), karyawan swasta asal Balikpapan, yang diduga wanita idaman lain (WIL)-nya di salah satu rumah kontrakan di Kelurahan Selumit.
Pihak Satpol PP yang menginterogasi keduanya mendapat informasi bahwa, SR yang berstatus janda 4 anak itu tengah hamil 6 bulan. Bahkan satu dari 4 anaknya adalah hasil hubungan bersama BD. Tiga lainnya dari mantan suaminya.
Kepada Radar Tarakan (Kaltim Post Group), Kepala Satpol PP Kota Tarakan, Dison, mengaku penindakan ini dilakukan setelah pihaknya mendapat laporan dari istri sah BD, DN (28) bahwa suaminya tengah berada di sebuah rumah kontrakan di Selumit, bersama wanita lain. Laporan tersebut disampaikan beberapa hari sebelum penindakan dilakukan.
“DN menceritakan bahwa sang suami sedang melakukan perbuatan zina di salah satu rumah kontrakan yang berada di Kelurahan Selumit,” ungkap Dison, kemarin (17/5) sore.
Berdasarkan laporan DN yang diketahui adalah karyawan di salah satu perusahaan swasta di Tarakan tersebut, pihak Satpol PP dalam kurun waktu 2 hari, memantau gelagat BD dan SR. Akhirnya, sekira pukul 03.00 Wita kemarin, sejumlah personel penertiban dan penindakan Satpol PP pun dikerahkan untuk mengamankan BD dan SR.
“Semua berjalan sesuai dengan etika. Kami mendatangi rumah kontrakan dimaksud, dan kami disambut BD dengan sopan,” ungkap Dison.
Akhirnya dengan pendekatan yang baik, BD dan SR pun bersedia untuk digiring ke Kantor Satpol PP Kota Tarakan guna mendapatkan penjelasan dan klarifikasi atas perbuatan mereka di hadapan aparat penegak peraturan daerah (perda) ini.
Meski belum diketahui apakah BD dan SR saat dipergoki tengah melakukan hubungan badan, yang jelas Satpol PP Kota Tarakan tetap memberikan sanksi sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Tarakan Nomor 21 Tahun  2000 tentang Larangan Perbuatan Asusila.
“Kita akan proses sesuai dengan aturan yang berlaku, yakni pelaku akan dikenai sanksi dan sidang,” ucap Dison.
Ditemui di Kantor Satpol PP Kota Tarakan, kemarin, DN, istri BD mengaku, tindakannya yang melaporkan tingkah suaminya tersebut lantaran ia sudah tidak tahan dengan kelakuan suaminya yang terus-menerus mengabaikan dirinya.
Terpanggang amarah, DN pun memilih menemui Kepala Satpol PP untuk meminta bantuan agar segera mengamankan BD dan SR.
“Saya sudah mengancam dirinya untuk dilaporkan ke aparat jika dia berselingkuh. Tapi dirinya acuh dengan ancaman saya,” ujar DN.
Sebelum penangkapan kemarin, aku DN, pada hari Sabtu (12/5) lalu BD pernah tertangkap basah oleh DN sedang berada di salah satu hotel di Kota Tarakan. DN mengaku sempat menampar SR. Beruntung, saat itu DN dan suaminya berhasil menyelesaikan masalahnya secara kekeluargaan.
“Hanya saja, sejak peristiwa itu dia (BD, Red) tidak pulang-pulang ke rumah,” ujarnya.
Gelagat selingkuh BD dan SR diketahui DN sekira 8 bulan lalu. BD jarang pulang ke rumah. Parahnya lagi, mulai 3 bulan lalu, BD sudah tidak pernah menafkahi anak dan istrinya.
“Biasanya, saya diberikan TPP (Tunjangan Perbaikan Penghasilan, Red.) dan gajinya full tiap bulan. Namun sejak saat itu, tidak pernah lagi,” ucapnya.
DN dan BD menikah pada tahun 2001, dan mereka telah dikaruniai seorang putra yang telah berusia 10 tahun dan kini bersekolah di salah satu SD Negeri Kota Tarakan. Sebelum menikah, DN dan BD berpacaran selama 4 tahun.
Soal SR, DN mengaku mengenalinya sebagai teman sekolah suaminya saat di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Pada saat Lebaran kemarin, ia (SR) mengunjungi rumah kami. Setelah tertangkap, ia juga mengakui telah hamil dan menikah siri,” ucap DN. (*/mad/ndy/kpnn/ha)

Sumber Info (Kecuali Gambar Ilustrasi) : Kaltimpost.co.idJum'at, 18 Mei 2012




BERBAGI INFO :


BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







Rabu, 16 Mei 2012

KHAWATIR AKSI MTS NEGERI DITIRU SISWA



#Tarakan - Wakil Walikota Tarakan, Suhardjo mengaku prihatin atas insiden mogok ngajar yang dilakukan sejumlah guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Tarakan. Lantaran, yang paling merasakan dampak negatif dari aksi mogok tersebut adalah para murid. “Atas nama pribadi dan pemerintah kami sangat prihatin dengan aksi mogok kerja ini,” kata Suhardjo kepada Radar Tarakan, kemarin (15/5) pagi.
Untuk itu, dirinya berharap agar sumber permasalahan yang menyebabkan terjadinya aksi mogok ngajar tersebut dapat dibahas dengan baik, sehingga aksi tersebut tak berkelanjutan. “Mari kita komunikasi dan koordinasi yang baik, karena apapun alasannya, tenaga pengajar atau guru merupakan teladan siswa dan anak didik,” jelasnya.
Selain itu, jika aksi demo yang dilakukan para guru ini masih terus berlanjut, dikhawatirkan akan dapat mempengaruhi mental anak didik. “Otomatis, mereka juga akan mencontoh. Karena menurut mereka, apa yang dilakukan para gurunya adalah benar,” ungkapnya.
Dari itu, agar kasus ini tidak berlarut-larut, Suhardjo pun meminta Dinas Pendidikan agar cepat tanggap untuk mengatasi persoalan ini. Sehingga suasana yang baik tetap terjalin di sekolah tersebut, dan aksi tersebut tidak mempengaruhi proses belajar-mengajar. “Harus ada solusi segera, sehingga semua pihak tergerak dan memahami, karena ini juga untuk kepentingan pendidikan. Jangan sampai ada kepentingan tertentu, yang membuat masalah ini jadi berlarut-larut,” ujarnya. Dan, solusi yang akan diberikan pun, diharapkan Suhardjo dapat mengakomodir kepentingan pihak yang bersangkutan. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tarakan, Tajuddin Tuwo yang mengaku persoalan ini telah diselesaikan oleh internal manajemen MTs Negeri Tarakan. “Sudah ada kesepakatan diantara mereka,” kata Tajuddin yang dihubungi melalui telepon selulernya, kemarin (15/5) siang.
Dikatakan Tajuddin, aksi mogok kerja yang terjadi di MTs Negeri ini sebenarnya tidak dilakukan oleh seluruh guru. Namun hanya dilakukan oleg segelintir guru yang merasa dirugikan. Dan, Tajuddin memastikan aksi mogok ngajar tersebut, tidak terlalu berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar.(ddq/ndy)

Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.id - Rabu, 16 Mei 2012



BERBAGI INFO :


BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







JANGAN JADIKAN FKKRT ALAT POLITIK



#Tarakan - Sejumlah ketua RT yang tergabung dalam Forum Komunikasi Ketua Rukun Tetangga (FKKRT) Kota Tarakan mulai gerah. Mereka khawatir, polemik soal listrik menurunkan kepercayaan masyarakat kepada mereka.  Sebab, sepak terjang FKKRT bersama satu organisasi yang belakangan getol berbicara soal listrik  dinilai sudah mengarah ke ranah politik.
Ketua RT 8, Kelurahan Karang Balik, Lambona Hally bersama Ketua RT 17 Jembatan Putih H. Mudron, Ketua RT 2 Sugiarto, dan Ketua RT 4 Ketut mengeluhkan sepak terjang FKKRT belakangan ini. Mereka terpanggil untuk berbicara di media demi nama baik seluruh Ketua RT di Kota Tarakan yang enggan ditunggangi kepentingan politik.
"Pada saat dibentuk sekitar November tahun 2006 lalu, kami para pendiri FKKRT bukan bermaksud menjadikan organisasi ini sebagai kendaraan politik. Ada empat kegiatan utama FKKRT yang kami sepakati, pertama sebagai wadah silaturahmi dan koordinasi antar RT se-Kota Tarakan, kedua untuk melaksanakan kerja bakti 3 bulan sekali, ketiga membantu masyarakat yang kesusahan dan keempat kegiatan keagamaan," ujar Lambona coba mengenang ide pencetusnya FKKRT.
Wajar, jika Lambona dan rekan-rekannya yang lain sangat kecewa dengan kiprah FKKRT belakangan ini. Bahkan seolah-olah, pernyataan pengurus FKKRT di media cenderung berseberangan dengan pemerintah.
“RT harus diatur pemerintah, bukan mengatur pemerintah, RT bertugas melayani masyarakat, jika masyarakat menemui kesulitan RT-lah yg memfasilitasi kepada pihak terkait, seperti kelurahan misalnya,” tutur Lambona.
Yang bikin Lambona agak kecewa, lembaga FKKRT terkesan dijadikan alat untuk menekan pemerintah. Pernyataan Lambona ini beralasan. Dia mengaitkan pernyataan salah satu petinggi FKKRT di media beberapa waktu lalu, dengan mengancam akan menurunkan seluruh dalam kasus listrik. Lambona yakin tidak semua Ketua RT sepakat dengan cara-cara seperti itu.
"Ketua RT itu dipilih bukan untuk menekan apalagi menakut-nakuti pemerintah. Kami ini pelayan masyarakat, kalau kami dijadikan alat pengurus FKKRT lebih baik saya keluar dari forum ini," tegasnya dengan nada kecewa.
Lambona juga menegaskan 17 Ketua RT di Kelurahan Karang Balik sangat mendukung setiap kegiatan FKKRT jika berkenaan dengan kegiatan sosial seperti kerja bakti. “Agar dilakukan penyampaian aspirasi secara berjenjang melalui konsep tertulis yang lebih jelas dan terarah, mulai dari lurah, camat, asisten I, Sekda, wawali hingga ke walikota. Jadi ketika ada keluhan tidak perlu berbondong-bondong mendatangi walikota atau dewan,” saran Lambona.
Senada dengan Lambona, Edi Soesanto Ketua RT 10 Kelurahan Selumit tidak kalah kecewanya dengan sepak terjang FKKRT belakangan ini. Bersama Harsono Ketua RT 8 Mamburungan, Ketua RT 28 Sebengkok Sarbani, Ketua RT 24 Karang Anyar Pantai Kamal, ketua RT 8 Karang Rejo Samsuddin, Muhammad Rais selaku Ketua RT 8 Sebengkok dan Ketua RT 1 Gunung Lingkas Jufri.
Edi Susanto berpendapat, selama tidak melanggar koridor sebagai mitra pemerintah, maka gerakan Forum RT dinilai sangat baik. “Namun ketika menyentuh ranah politik, maka hal ini tidak dapat ditoleransi. RT harus bersih dari kegiatan politik. Silahkan Ketua RT menjadi pengurus partai politik, namun jangan memakai atribut Forum RT. Nanti dikira kami semua yang tidak tahu-menahu ini ikut berpolitik,” tegas Edi yang juga mahasiswa STIE ini berapi-api.
Edi sebenarnya sudah mengingatkan para pengurus FKKRT. Jangan bawa-bawa nama FKKRT untuk kepentingan politik segelintir orang. "Ini sering saya ingatkan, sebab saya juga Ketua Bidang Organisasi di FKKRT, sehingga perjuangan FKKRT harus murni memperjuangkan kepentingan masyarakat tanpa ditumpangi kepentingan politik manapun," tegas Edi.
Agar tidak mudah ditunggangi kepentingan politik, Edi menyarankan pemerintah untuk memperhatikan biaya operasional para Ketua RT. Di tempat berbeda Harsono, Ketua RT 8 Mamburungan mengutarakan, organisasi FKKRT telah rawan penyalahgunaan wewenang.  "FKKRT kedepan harus dilakukan pembenahan struktur keorganisasiannya, jangan sampai terarah kepada kegiatan yang bukan kita inginkan,” tegasnya.
“Sebenarnya jika FKKRT ditata dengan rapi akan berpengaruh di kalangan pemerintah. Tapi karena kepengurusan di dalam FKKRT saat ini sepertinya belum bagus,” ujarnya.
Sementara itu, untuk memperkuat pernyataan para Ketua RT, Nasaruddin Wakil Ketua DPD LPM Kota Tarakan mengungkapkan tiga hal utama Ketua RT sesuai aturan adalah menyampaikan kebijakan pemerintah kepada masyarakat. "Nah, kalau malah berseberangan dengan Pemerintah namanya apa?" ungkap Nasaruddin dengan nada bertanya. (adv/vas)

Sumber Info (Kecuali Gambar Karikatur Ilustrasi) : Radartarakan.co.id - Rabu, 16 Mei 2012







BERBAGI INFO :


BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







Selasa, 15 Mei 2012

TUNTUT HAK, GURU MTs MOGOK MENGAJAR



#Tarakan - Sabtu (12/5) lalu, sejumlah guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dan honor di Madrasyah Tsanawiyah (MTs) Negeri Tarakan melakukan aksi mogok kerja dengan tidak beraktivitas memberikan pelajaran kepada pelajar MTs. Akibatnya, sebagian besar pelajar di sekolah yang bernaung dibawah Kementerian Agama Kota Tarakan itu, tak bisa mengenyam pelajaran seperti biasanya. Aksi tersebut, diinformasikan berlanjut hingga kemarin (14/5), meski masih ada sebagian kecil aktivitas belajar-mengajar berlangsung.
Salah seorang guru PNS dari MTs yang melakukan aksi mogok belajar tersebut, N mengaku aksi mereka tersebut dipicu oleh belum diterimanya sejumlah tunjangan guru oleh 16 guru PNS dan 12 guru honor di MTs Negeri. Sebut N, aksi mereka akan terus berlanjut hingga hak-hak mereka tersebut dipenuhi. Tunjangan dimaksud, diantaranya tunjangan sertifikasi guru PNS, yang berdasarkan besaran jumlahnya sama besarnya dengan gaji pokok, yakni sekira Rp 2,5 juta per guru. “Tunjangan tersebut, harusnya dibayarkan bulan maret, namun sejak Januari hingga sekarang, tunjangan tersebut belum diterima,” ungkap guru pria ini.
Tunjangan lainnya, yakni tunjangan remedial bagi guru PNS maupun honorer selama lima hari. Tunjangan ini, sejak Oktober 2010 hingga sekarang belum diterima. Besarannya Rp 35 ribu per jam per hari. Lalu insentif lainnya seperti insentif kegiatan ekstrakulikuler terhitung sejak Januari hingga saat ini, baik untuk guru Pembina maupun guru diluar sekolah juga belum dibayarkan. Besarannya Rp 6 ribu per minggu. Termasuk, insentif kegiatan Ujian Nasional (UN) yang besarannya ditentukan oleh Bagian Tata Usaha. “Kami minta cepatlah dibayarkan, kita sudah ajukan bahkan sampai ke Kementerian Agama yang menaunggi kami, tapi tidak direspon,” kesalnya.
Selain menuntut agar hak-hak para guru PNS dan Honorer MTs Negeri dibayarkan, mereka juga menginginkan agar permasalahan ini ditindaklanjuti lebih jauh. “Kami ingin keadilan, kami rela (mengajar tanpa bayaran) untuk bangsa, tetapi untuk anak dan istri kami bagaimana,” ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Dipastikannya, aksi mogok belajar akan berlangsung selama tiga hari, hingga hari ini (15/5). “Kami lakukan seperti ini agar masyarakat melihat,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sapriansyah Ali, Kepala Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama (Mapenda) pada Kementerian Agama Kota Tarakan mengatakan, sebenarnya permasalahan yang menimpa para guru PNS dan Honorer di MTs tersebut bukanlah kewenangan Kementerian Agama Kota Tarakan. Sebab secara garis besar, tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama ialah membantu suplai bantuan-bantuan yang diberikan provinsi kepada satuan pendidikan yang dinaunginya, seperti bantuan operasional sekolah, bantuan untuk anak miskin dan lainnya. Selain membantu dalam penyuplaian, pihaknya juga menyampaikan informasi dari Kementerian Agama provinsi kepada mereka. “Madrasah itu ‘kan ada pimpinan, kan disitu ada kepala (madrasah). Kepala itu harus ada pembantunya seperti Tata Usaha, dan Tata Usaha ini sebagai motornya, yang memberikan tunjangan termasuk gaji. Kalau Tata Usaha-nya tidak berjalan, otomatis hak mereka juga tidak berjalan,” kata Sapriansyah.
Dari itu, ia menyarankan kepada pihak madrasah, agar pimpinan yang ada, dapat memberikan dan mencarikan solusi yang terbaik bagi guru-guru yang tidak menerima haknya tersebut. “Seorang kepala itu harus mempunyai (kemampuan) manajerial yang baik. Kalau timbul masalah, seorang kepala harus mempunyai tenga sendiri, kalau tidak mampu dia harus minta wakilnya membantu,” ucap Sapriansyah.
Sementara itu, Kepala MTs Negeri Kota Tarakan, Abdul Malik saat dimintai tanggapannya mengenai masalah ini, kemarin (14/3) mengaku, pihaknya sudah menggelar rapat bersama para guru yang melakukan mogok. Dalam rapat tersebut, aku Abdul Malik, sudah ada kesepakatan yang dicapai.(*/mad/ndy)

Sumber Info (Kecuali Gambar Ilustrasi) : Radartarakan.co.id - Selasa, 15 Mei 2012



BERBAGI INFO :


BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







CUACA EKSTRIM, TRANSPORTASI AIR - UDARA DIRAMAL TERGANGGU



#Tarakan - Dua (13/5) malam lalu, hujan deras disertai angin dan gemuruh petir menerpa sebagian besar wilayah Kota Tarakan. Kondisi cuaca yang ekstrem tersebut, bahkan menyebabkan sejumlah daerah baik yang rawan banjir dan sebagian wilayah yang biasanya terbebas dari banjir, mengalami banjir dalam volume yang cukup besar. Dikonfirmasi mengenai kejadin ini, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan, Sutadi Rahardjo membenarkan bahwa pada tanggal 13 Mei tersebut curah hujan di Tarakan cukup tinggi, berkisar 85,4 milimeter dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi mulai dari pukul 10.30 hingga 11.30 Wita. Hujan deras tersebut turut disertai deruan angin yang berkecepatan 7 hingga 15 knot, dari utara menuju timur. “Memang selama bulan ini, cuaca seperti itu akan terus  terjadi. Yakni intensitas curah hujan yang cukup  tinggi, disertai guntur  dan  kilat,” ujar Sutadi, kemarin (14/5).
Lanjutnya, dengan mengacu pada data 30 tahun terakhir, tepatnya bulan Mei hingga Juni adalah puncak dari intensitas curah hujan tertinggi pada awal tahun. “Intensitas curah hujan tinggi, pasti akan sangat mengganggu penerbangan jalur udara. Karena intensitas curah hujan yang  tinggi, akan  membuat kabut tebal sehingga membuat pandangan pilot terganggu. Selain itu, hujan (deras) juga akan mengakibatkan landasan  penerbangan menjadi licin, dan bisa saja mengakibatkan kecelakaan fatal,” tandasnya. “Untuk transportasi laut, sebaiknya jangan melakukan perjalanan jika  intensitas curah hujan tinggi. Karena kecelakaan bisa saja terjadi, akibat gelombang air laut yang tinggi,” imbuhnya. Selain itu, Sutadi juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Tarakan  agar selalu waspada dengan cuaca buruk yang terjadi belakangan ini, guna mengantisipasi insiden yang tak diinginkan. Seperti kejadian longsor maupun banjir.
Pernyataan BMKG Tarakan tersebut menjadi penjelasan pada sejumlah insiden yang terjadi dua malam lalu. Salah satu insiden tersebut adalah rumah warga yang dindingnya rubuh tertimpa tembok pagar Vihara, menyusul tingginya tekanan dan volume air bah di wilayah Jalan Slamet Riyadi. Peristiwa ini tepatnya terjadi di RT 17 No 26, di samping Vihara Sinar Borobudur, Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat. Kerusakan yang terjadi dikarenakan pagar tembok Vihara Sinar Borobudur tak mampu menahan tekanan air.
Dikatakan Meliana (59) pemilik rumah, musibah ini tak pernah diduga. Karena sejak 10 tahun lalu meskipun hujan deras dan banjir mengenang, tapi tidak sampai menimbulkan kerusakan parah. “Saat hujan bercampur petir itu, tiba-tiba pagar tembok runtuh dan menghantam pintu belakang rumah. Air pun masuk seperti tsunami,” ucap wanita berkacamata ini kepada Radar Tarakan, kemarin (14/5).
Saat kejadian, Meliana berada didalam kamar bersama anaknya. Ia juga sempat berteriak meminta pertolongan, tapi hujan yang cukup deras membuat teriakan Meliana tak bisa terdengar.
Kondisi tersebut, turut dibenarkan oleh Shintya, anak Meliana. “Waktu itu baru mau tidur, hujan belum terlalu deras. Pas Mama ingin tutup lubang dekat toilet, kemudian bunyi petir, seketika tembok (runtuh) menimpa rumah,” cerita dara cantik yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) kelas 2 ini.
Sesaat setelah tembok meruntuhkan dinding rumah, air berwarna cokelat yang membawa kotoran masuk dengan derasnya ke dalam rumah Meliana. “Ketika mau keluar kamar, tidak bisa karena air sudah masuk dalam rumah. Ya, terpaksa mencongkel teralis kamar dengan linggis, dibantu adik Mama yang berada di samping rumah,” ungkap Shintya.
Akibat musibah tersebut, Meliana menderita kerugian yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Dan, dari pantauan wartawan koran ini di lokasi kejadian, dinding rumah masih tertimpa reruntuhan pagar tembok Vihara Sinar Borobudur. Bahkan, perabotan rumah seperti televisi, lemari, kulkas dan masih ada beberapa peralatan lainnya tampak berantakan. Rumah tersebut juga masih tergenang air sebatas mata kaki.(ipk/ndy)

Sumber Info (Kecuali Gambar Ilustrasi) : Radartarakan.co.id - Selasa, 15 Mei 2012






BERBAGI INFO :


BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







ANTUSIAS WARGA WARNAI PAWAI TA'ARUF




#Tarakan - Pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke XXXIV Tingkat Provinsi Kaltim ditandai dengan digelarnya pawai ta’aruf yang dilaksanakan Minggu (13/05) pagi. Pawai tersebut diikuti ratusan peserta kendaraan hias roda empat dan dilepas Walikota Tarakan, H. Udin Hianggio dari halaman Masjid Baitul Izzah Islamic Center, Kampung Empat.

Para kafilah yang berasal dari 14 Kabupaten/Kota yang mengikuti pawai ta’aruf mengaku sangat antusias, mereka menghias kendaraan roda empat dengan berbagai replika, mulai dari bentuk masjid hingga rumah adat daerah asal peserta. 

Asisiten IV Kabupaten Kutai Timur, Bahrul menyampaikan rasa bangganya terhadap antusias warga Tarakan dalam menyambut MTQ tingkat Provinsi ini. Hal itu terlihat dari banyak warga kota yang bersiap sejak pagi untuk menyaksikan pawai ta’aruf peserta MTQ, hal ini bisa dijadikan sebagai spirit bagi pelaksanaan MTQ ini. 

Intinya, partisipasi rakyat itu sangat penting,” tuturnya. 

Saat memberikan sambutan, Udin Hianggio menyampaikan permohon maaf jika selama pelaksanaan MTQ XXXIV di Kota Tarakan ini, masih terdapat beberapa kekurangan, namun ia menegaskan bahwa tujuan pelaksanaan MTQ lebih mengarah pada terjalinnya ikatan ukhwah islamiah antar Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur. 

Saya rasa semua persiapan sudah sangat mendukung dan pesertapun bisa bertanding dengan baik,” jelasnya. 

Dalam pelaksanaan pawai ta’aruf tersebut, rombongan peserta pawai diarak mulai Halaman Islamic Center yang terletak di Kampung Empat menuju Jalan Kusuma Bangsa - Jalan Yos Sudarso - Jalan Jendral Sudirman - Jalan R.E. Martadinata dan Finish dijalan Sei Sesayap. (TT – DJ – OZ - DD, Diskominfo Tarakan)

Sumber Info : Tarakankota.go.id15 Mei 2012









BERBAGI INFO :


BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS