TERBARU.......

Minggu, 29 Mei 2011

TETAP WASPADAI ALIRAN SESAT



SAMPAI saat ini umat Islam Tarakan diprediksi masih bebas dari kesesatan ajaran agama. Namun pandangan tersebut baru sebatas kasat mata alias yang terlihat nyata di kehidupan masyarakat. Sehinga prediksi tersebut bisa saja diragukan.
Hal ini diungkapkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tarakan KH. Zainuddin Dalila. Menurutnya keyakinan umat Islam masih bebas dari aliran sesat dikarenakan saat ini tidak ada aktivitas keagamaan yang menyimpang dari ajaran Islam secara terorganisasi. “Sampai hari ini menurut saya tidak ada lagi ajaran yang menyimpang dari substansi ajaran Islam secara terorganisir. Tapi saya belum lihat dan belum tahu kalau ada kegiatan perorangan yang sudah menyimpang,” kata Zainuddin Dalila kepada Radar Tarakan.
Namun sebagai daerah persinggahan utama masyarakat di utara Kalimantan Timur, menurut Zainuddin, tidak menutup kemungkinan jika Tarakan menjadi pintu masuk awal aliran-aliran yang menyimpang dari ajaran Islam. Karena itu MUI mengimbau agar masyarakat selalu mewaspadai kondisi ini sehingga tidak ikut terperdaya ke dalam aliran sesat.
Kemungkinan adanya aktivitas perorangan yang keluar dari substansi ajaran Islam, salah satunya tidak mengakui perintah salat 5 kali sehari, menurutnya bisa saja ada. Namun kalaupun ada hal tersebut sangat sulit diketahui secara cepat oleh MUI. “Barangkali di sini ada juga pengikut Ahmadiyah atau NII (Negara Islam Indonesia). Tapi karena kegiatannya tidak di masjid-masjid, atau secara berjamaah, sehingga sulit terpantau. Jangankan yang sendiri-sendiri, yang sudah terorganisir terkadang tidak bisa terlacak juga,” terangnya.
Penggunaan suatu benda yang kemudian dikeramatkan oleh sebagian umat Islam juga harus diwaspadai kapasitasnya. Sehingga tidak dijadikan sebagai alat sakti yang dapat menyekutukan Sang Pencipta. “Saya khawatir kalau menjadi syirik. Mengakui sesuatu yang kekuatan dan kekuasaannya sama atau lebih dari Allah. Padahal tidak ada yang bisa menyelamatkan selain Allah. Kalau ada yang seperti ini hindari saja, masyarakat hanya perlu berharap kepada Allah saja,” ujarnya.
Sementara itu, mengenai rencana pemerintah bersama MUI dan Kementerian Agama membimbing para pengikut aliran Nata Agung yang ajarannya sudah dinyatakan sesat dan menyesatkan melalui fatwa MUI, hingga saat ini belum juga direaliasikan sejak putusan tersebut disepakati dua bulan lalu. Dikatakan Zainuddin Dalila, pihaknya masih menunggu janji pemerintah kota tersebut. “Sampai sekarang belum ada realiasi. Ini dipertanyakan masyarakat juga kepada kami,” kata Zainuddin.
Seharusnya, lanjut dia, setelah fatwa dikeluarkan MUI, pemerintah langsung mengambil tindakan. Di antaranya melarang aktivitas tersebut di kota ini. “Sampai hari ini belum ada pelarangan. Seharusnya sudah ada. Saya lihat pemerintah tidak perhatikan fatwa ini,” jelas Zainuddin.
Menurutnya, dari pembiaran tersebut, tentu akan memberi dampak pada keleluasaan aktivitas ajaran yang sudah diputuskan sesat. Selain itu, yang dikhawatirkan juga akan ada tindakan sendiri dari masyarakat. “Ketika orang sudah tahu kegiatan itu dilarang. Kemudian tidak ada reaksi dari pemerintah, orang itu mungkin saja bertindak sendiri. Ini yang kita takutkan,” imbuhnya.
Nah, sekarang, jelas Zainuddin, bola penyelesaian masalah ini ada di tangan pemerintah. Sebab tugas dari MUI hanya mengeluarkan fatwa dan bukan hak MUI untuk melarang kegiatan dari apa yang telah di fatwakan tersebut. “Kami hanya menyampaikan mana yang boleh dan mana yang tidak. Soal pelarangan kegiatan itu wewenang pemerintah,” terangnya. (ash)


Sumber Info (Kecuali Gambar Ilustrasi) :
Radartarakan.co.idSabtu, 28 Mei 2011

BERBAGI INFO :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS