BERKEDOK LAYANAN MASSAGE

Bisnis Call Girl, Libatkan Karyawan Hotel? 

#Tarakan - 

Bisnis esek-esek dengan modus cewek panggilan atau call girl yang disinyalir melibatkan anak di bawah umur di Kota Tarakan terbilang sangat rapi. Sulit untuk bisa masuk ke jaringan ini, karena sangat tertutup, dan hanya kalangan-kalangan tertentu saja yang bisa mengetahui.

Wartawan Koran ini mencoba untuk menelusuri bisnis ini melalui beberapa rekan yang mengetahui sedikit jaringan untuk bisa berkomunikasi dengan gadis-gadis yang menjadi pelaku bisnis call girl.

Praktik seperti ini sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Demikian diungkapkan oleh beberapa sumber yang ditemui Radar Tarakan. Tak hanya yang berusia 18 tahun keatas, bisnis ini sekarang telah merambah ke kalangan remaja Tarakan. Bahkan anak seusia SMP pun ikut terjebak dalam bisnis ini.

Menurut beberapa sumber yang mau berbagi dengan Radar Tarakan, sebelum merambah dunia remaja, call girl sudah ada sejak lama dan hanya melibatkan wanita berusia 18 tahun ke atas. Modusnya, kata mereka, dengan kedok sebagai layanan pijat atau massage, relasi bisnis, penghuni hotel dan dilakukan di hotel.

“Caranya, tamu yang menginap meminta layanan pijat atau massage. Kalau yang sudah paham, ditawarkan mau yang body-nya bagaimana, tingginya, cantik atau biasa-biasa saja. Tarifnya mereka yang atur sendiri di dalam kamar, dan ini (massage, red) yang paling banyak,” ujar salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya.

Pria yang bekerja sebagai room boy di salah hotel di Tarakan itu mengatakan, sejauh ini modus yang paling banyak adalah massage. Mereka biasanya dipanggil dengan cara ditelepon melalui perantara room boy, resepsionis hotel atau petugas hotel lainnya. Tergantung yang memiliki kontak dengan wanita panggilan tersebut.

Sumber Radar Tarakan yang mewanti-wanti namanya tidak disebutkan itu sendiri mengaku, memiliki 3 contact person untuk bisa mendapatkan wanita panggilan dan siap dipanggil kapan saja.

Untuk layanan massage saja ini, kata dia, biasanya ditarif Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu di luar sewa hotel yang ditanggung “klien”. Jika ingin layanan lebih, pelanggan akan ditawarkan dengan sebutan “Massage organ vital” yang dihargai Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Tidak sampai disitu saja, jika “tidak tahan” dengan godaan, pelanggan pun ditawarkan lagi, mau “main” atau tidak. Jika mau, kita harus merogoh kocek lagi Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu sekali main. Bahkan, ungkap dia, ada yang rela berbaik hati dan memberikannya tips lebih. “Bisa sampai sejuta atau lebih tipsnya, biasa juga “dipake” semalam kalau ada yang mau,” beber sumber tadi.

Harga yang ditawarkan maupun cara-cara yang dilakukan ini juga hampir mirip dengan pelayanan massage di beberapa tempat di Tarakan. Setelah “permainan” usai, mereka bisa bertukar nomer kontak dan bisa dipanggil kapan saja yang tentu bukan rahasia umum lagi.

Lalu bagaimana dengan perantara seperti dirinya? “Saya cuma dikasih sedikit saja,” ujarnya enggan menyebutkan besaran yang dia dapatkan dari hasil panggilannya tersebut.

Dari informasi yang dihimpun Radar Tarakan, tak hanya satu dua hotel atau penginapan di Tarakan menyediakan layanan plus wanita panggilan. Bahkan ada sejumlah hotel yang bisa memberikan layanan lebih terhadap para tamunya. Yang sempat terpantau langsung Koran ini adalah hotel D dan P.  “Sudah bukan rahasia lagi mas semua punya,” kata sumber Radar Tarakan lainnya yang juga minta namanya tidak dikorankan.

Apakah ada remaja berumur 13-15 tahun yang bekerja sebagai cewek panggilan ? “Saya malah tidak tahu yang itu (cewek panggilan berusia 13-15 tahun, red), coba dech dicek lagi. Aku pernah dengar sedikit, katanya anak sekolah, pas pulang atau mau pergi, biasanya mereka di pinggir jalan nunggu mobil, tidak jauh dari situ (tempat si cewek berdiri, red) ada laki-laki, ada motornya juga tidak jauh dari situ,” katanya sedikit memberikan gambaran.

“Kalau sudah ada mobil, biasanya mobil pribadi, mereka naik, ke hotel, pas turun sudah berganti baju, bisa jadi main, bisa jadi nggak, saya tidak tahu mas,” lanjut sumber itu.

Radar Tarakan pun lantas mencoba menelusuri kebenaran cerita sumber tadi, hasilnya memang ada beberapa remaja berseragam SMA (tidak ada SMP) yang menunggu penjemput dengan 2 orang pria tidak jauh darinya. Hingga akhirnya ada kendaraan (mobil) singgah dan menjemput mereka. Remaja berbaju sekolah itupun entah dibawa kemana, sekolah atau hotel, entahlah. (nat/ngh)

Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.id - Rabu, 23 November 2011

BERBAGI INFO :