Banyak yang Tidak Memiliki Alat Tangkap
Anggota Fraksi Golkar Jubaidah mengaku sangat memberikan perhatian kepada para nelayan di Daerah Pemilihannya (Dapil) di Tarakan Tengah. Pasalnya, Dapil Tarakan Tengah merupakan daerah yang paling banyak dihuni oleh nelayan.
Menurutnya, berbagai keluhan sudah pernah disampaikan para nelayan kepada pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) yang menaungi pekerjaan mereka. Tetapi hingga saat ini perhatian yang diberikan pun sangat minim sehinngga hampir tidak dapat mereka rasakan bantuan dari pemerintah ini.
“Kalau pemerintah tidak menyikapi dengan memberikan dukungan dan perhatiannya kepada nelayan kecil, mereka akan tetap saja miskin karena tidak bisa berbuat apa-apa. Padahal mereka ini sudah mengadukan nasibnya ke pemerintah untuk meminta perhatian,”ujarnya.
Jubaidah mengaku sudah melihat secara langsung selain dari penuturan dari para nelayan ini bahwa sebenarnya mereka ini pun sudah berusaha. Tetapi kebanyakan dari mereka belum memiliki kapal sendiri, bahkan tidak memiliki alat tangkap sendiri.
“Mereka kebanyakan hanya bekerja dengan orang lain, tidak memiliki perahu dan alat tangkap sendiri. Ada juga yang menggunakan sistem sewa kapal, tetapi penghasilan di laut dengan bayaran sewa dan kebutuhan hidup mereka malah lebih besar,”imbuhnya.
Ditambah lagi pendidikan yang minim didapatkan dari anak-anak para nelayan, Jubaidah menerangkan kebanyakan dari anak-anak para nelayan ini tidak bersekolah karena hanya diterima di sekolah swasta tetapi tidak mampu membayar biaya sekolah.
“Pendidikan, di tahun 2011 ini banyak anak-anak orang miskin seperti para nelayan yang tidak bisa masuk ke sekolah negeri. Sedangkan untuk bersekolah di sekolah swasta pun juga mereka tidak mampu karena kebutuhan untuk makan saja susah untuk dipenuhi,”lanjut Jubaidah lagi.
Untuk masuk ke sekolah swasta, Jubaidah mengungkapkan perlu biaya hingga Rp1,6 juta hingga Rp2 juta. Ditambah lagi biaya per bulan, beli peralatan sekolah dan seragam sekolah. Dipastikan biaya untuk satu orang anak mencapai Rp3 juta untuk bisa masuk sekolah.
Jumlah nelayan di Tarakan yang berjumlah mencapai 3 ribu orang, menurut Jubaidah sedikitnya masih ada sekitar seribu orang yang sangat membutuhkan bantuan perlengkapan nelayan.
“Apalagi yang di pesisir, atau nelayan tradisional hampir semuanya hidup miskin dengan pendapatan hanya Rp. 20 ribu per hari. Jadi saya meminta kepada pemerintah, kalau nantinya Banggar mengajukan anggaran bantua kepada nelayan jangan malah realisasinya tidak sampai ke sasaran atau malah dipotong-potong lagi,”ungkapnya.
Bantuan yang perlu dipertimbangkan untuk para nelayan ini, disebutkan Jubaidah sedikitnya hanya kapal jenis ketinting dengan mesin 6 PK, dan ukuran perahu 7x4 saja.
“Atau bantuan alat tangkap saja sudah cukuplah, asalkan ada perhatian khusus dari pemerintah untuk membantu mengurangi pekerjaan mereka untuk menghidupi keluarganya,”tegasnya. (saf)
Sumber Info (Kecuali Gambar) :
KORANKALTIM.CO.ID - KAMIS, 11 AGUSTUS 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :