#Tarakan -
Meningkatnya kenakalan remaja yang berpengaruh kepada seks bebas, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) mengadakan program penting di tahun ini berupa sosialisasi penundaan usia pernikahan. Sasaran utama tak hanya dari kalangan remaja usia dini, pihaknya juga mengajak para orang tua untuk menambah pengetahuan berkaitan dengan kenakalan remaja dan reproduksi. Daerah yang diprioritaskan adalah Selumit Pantai, tempat inilah merupakan daerah yang memiliki tingkat kenakalan remaja paling tinggi.
Selain kenakalan remaja, diakui kepala Bidang Keluarga Berencana BPMPPKB, Eni Suryani, wilayah Selumit Pantai juga disinyalir memiliki tingkat pelajar yang putus sekolah paling tinggi. Melihat fenomena semacam ini, pihaknya terus berupaya agar ada kontrol terhadap masyarakat yang masih minim pengetahuan tentang bahaya kenakalan remaja.
“Kami mempunyai program penting kedepan untuk melakukan sosialisasi tentang penundaan usia pernikahan, karena beberapa dari remaja kita yang berusia sekitar 16, 17 dan 18 tahun sudah menikah, tentunya didominasi oleh akibat kenakalan remaja,” terang Eni Suryani kepada Radar Tarakan kemarin (17/2).
Sosialisasi ini berupa pemberitahuan tentang beberapa hal seperti bahaya narkoba dan HIV AIDS. Disamping itu, pengetahuan tentang reproduksi juga salah satu tujuan utama agar masyarakat paham tentang usia pernikahan yang tepat. Sasaran utama dari program BPMPPKB adalah Generasi Berencana (Genre) dimana hal ini sasarannya adalah remaja, salah satunya adalah dengan membentuk Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR) dan yang kedua adalah Bina Keluarga Remaja (BKR) yang lebih tepatnya adalah orang tua.
Untuk Genre, pihak BPMPPKB fokus di sekolah tingkat SMP dan SLTA. Dimana akan dipusatkan di sekolah-sekolah. Beberapa sekolah yang sudah mendapat pembinaan antara lain adalah SMAN I, SMK II dan SMP III. “Untuk selanjutnya kami sudah targetkan di SMP Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah, SMA II dan SMA III,” imbuhnya.
Setiap sekolah kemudian merekomendasikan salah satu siswa atau beberapa, yang nantinya akan dijadikan pembina sebaya dengan dilatih terlebih dahulu. Pembina sebaya inilah yang akan menyampaikan kepada teman-temannya yang masih dalam satu lingkup sekolah yang sama, tentunya akan didampingi oleh pihak BPMPPKB.
Bagi BKR atau orang tua keluarga remaja, pihak BPMPPKB akan memprioritaskan di daerah Selumit Pantai dimana diketahui disana tingkat kenakalan dan pelajar putus sekolah sangat tinggi. Para orang tua juga diberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba, HIV AIDS dan juga pengetahuan reproduksi guna membekali mereka dalam membimbing anak-anaknya.
Dalam pembinaan ini, pihak BPMPPKB bekerjasama dengan beberapa instansi, diantaranya BNK, KPAK, dan PMI. “Yang tadinya banyak remaja menikah di usia dini akibat kenakalan remaja, kami berharap dengan sosialisasi PIK KRR dan pembinaan terhadap BKR tadi pengetahuan mereka bertambah, terutama yang remaja, paling tidak mereka bisa menunda pernikahan sampai reproduksi mereka siap yaitu antara usia 20 sampai 21,” tutup Eni. (*/rif)
Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.id - Sabtu, 18 Februari 2012
BERBAGI INFO :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :