Baru Dua Hari di Tarakan, Diduga Motif Ekonomi
#Tarakan -
Sekitar pukul 18.30 Wita kemarin (8/3), warga RT 63 Kelurahan Karang Anyar dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat dengan kondisi tergantung diatas pohon akasia dengan seutas tali. Tak pelak, hal ini mengundang perhatian warga sekitar. Setelah ditelusuri, sesosok mayat yang tergantung dengan menggunakan tali jemuran di kawasan hutan belakang Masjid Al Mujahiddin dekat sungai perbatasan Kelurahan Kampung Satu/Skip dengan Karang Anyar tersebut bernama Arman Maulana, warga RT 20 Kelurahan Kampung Satu/Skip.
Said, tetangga korban yang juga salah satu saksi mata mengatakan, jenazah Arman diketahui warga sekitar pukul 18.30 Wita sebelum maghrib. Saat itu dirinya sedang berada di rumah. Mendengar suara berisik dari luar rumah, Said sempat menyangka ada perkelahian. “Ternyata saat saya keluar rumah, keluarga korban mengatakan kalau Arman gantung diri. Saya langsung kaget,” kisahnya.
Said tidak mengetahui penyebab korban nekat gantung diri. Tapi sebelum peristiwa itu, sekitar pukul 15.00 Wita Said masih sempat melihat korban mondar-mandir di jalan setapak di samping rumahnya sambil berbicara dengan seseorang melalui telepon genggamnya. Said melihat korban saat itu gelisah. “Melihat gelagatnya, sepertinya pikirannya sedang kacau, tapi saat tidak tahu apa yang sedang dibicarakannya karena menggunakan bahasa daerah,” katanya.
Andi Tero, warga lainnya juga mengaku mendengar ada keributan disamping rumahnya saat mayat korban baru ditemukan. Warga RT 63 Kelurahan Karang Anyar ini kaget setelah mengetahui bahwa ada orang yang gantung diri disekitar rumahnya. Menurut Andi, si korban ini baru datang dari Tawau dua hari lalu dan tinggal bersama istrinya disebuah pondok dekat lokasi kejadian. “Saya sempat kaget mengetahui ada yang gantung diri. Saya juga tidak tahu apa penyebab sehingga dia melakukan itu,” tuturnya.
Aiptu Atos Pramono, Kepala Seksi (Kasi) Humas Polsek Tarakan membenarkan kejadian tersebut. Dugaan sementara korban murni bunuh diri dengan cara gantung diri diatas pohon akasia dengan menggunakan seutas tali jemuran. Berdasarkan bukti awal yang ditemukan kepolisian, motif bunuh diri yang dilakukan korban ini karena faktor ekonomi. Kata Atos, korban merasa hidup sengsara dan tak tega serta merasa bersalah melihat istri jadi pembantu rumah tangga di Kelurahan Kampung Satu/Skip.
“Motif sementara karena faktor ekonomi karena merasa tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya,” terangnya. Sebelum mengakhiri hidupnya, lanjut Atos, korban sempat mengirim pesan singkat melalui telepon selular ke istri dan keluarganya. “Dari handphone milik korban, ada sms yang dikirim kepada keluarganya yang isinya, menyampaikan kepada istri dan keluarganya kalau mencari korban, korban ada dibelakang rumah dekat sungai, karena korban akan gantung diri,” ungkapnya.
Lebih jauh diterangkan Atos, korban baru dua hari berada di Tarakan dan tinggal bersama istrinya di sebuah pondok di Kelurahan Kampung Satu/Skip RT 20. Sebelumnya korban bekerja di Tawau, Malaysia kurang lebih selama 5 bulan. (jnu)
Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.id - Jumat, 9 Maret 2012
BERBAGI INFO :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :