TERBARU.......

Senin, 05 Maret 2012

POTRET BURAM MANTAN PEJUANG KONFRONTASI




Puluhan tahun, Said Lolon berjuang untuk mendapatkan haknya sebagai mantan pejuang konfrontasi. Namun hingga ia tak mampu lagi berdiri, hak untuk memperoleh tunjangan pensiun tak juga diperolehnya.
Said kini tak lagi gagah. Fotonya dengan mengenakan seragam militer saat konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1960-an silam kontras dengan keadannya kini.
Said hanya terbaring lemah di rumahnya. Dengan penutup sarung dan beralaskan kasur lusuh, iapun hanya terbaring tak bisa banyak berbicara.
Untuk makanpun sudah sangat sulit. Hanya ada semangkok air putih yang diletakkan di sampingnya. Tumpahan nasi dari muntahannya masih bercecer di lantai, saat tribunkaltim.co.id mengunjunginya, Senin (5/3/2012).
Badannya kurus kering. Hanya sedikit daging dan kulit yang membungus tulangnya.
Sudah empat tahun ia terbaring di rumahnya tanpa bisa melakukan apa-apa lagi. Awalnya ia hanya dideteksi menderita diabetes. Berbagai cara sudah ditempuh untuk menyembuhkannya, namun upaya itu sia-sia.
“Sampai sekarang bapak cuma baring saja. Bapak pernah dibawa berobat ke rumah sakit. Kami sudah berobat kampung juga kemudian ke dukun. Tapi tidak ada hasil,” ujar Aisyah sang istri yang setia mendampingnya.
Semasa sehat, Said sudah berupaya mendapatkan hak pensiunnya sebagai pejuang. Tahun 1978 pertama kali ia mengurus segala administrasi ke Tarakan. Hal itu dilakukannya berkali-kali hingga terakhir tahun 1998 silam untuk mendapatkan keputusan dari pemerintah pusat.
Surat keputusan dari pemerintah pusat pun turun. Ia bersama-sama teman sepasukannya dulu yang berjumlah 22 orang, akhirnya punya harapan bisa menikmati masa tua dengan tenang. Sayangnya, ada kesalahan pengetikan nama. Yang seharusnya Said Lolon namun yang tertulis Said Salon. Iapun tak bisa menerima tunjangan karena kesalahan pengetikan nama tersebut. Sementara puluhan rekan seperjuangan yang lainnya, sudah bisa menikmati tunjangan sebagai veteran dari pemerintah pusat.
Said kini tak berdaya. Loliansyah putra bungsunya kini terus berjuang untuk mendapatkan hak sang ayah. Namun upaya itu sampai kini masih kandas.
“Kalau saya sudah putus asa. Mau diberikan atau tidak tergantung pemerintah saja,” ujar Aisyah. (Tribun Kaltim)


Sumber Info : Tribunnews.com - Senin, 5 Maret 2012





BERBAGI INFO :


BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS