TURNAMEN futsal Wali Kota Tarakan Cup II sarat dengan gengsi. Persaingan tim-tim dalam memperebutkan gelar juara plus uang pembinaan total Rp 25 juta, menjadi salah satu daya tarik turnamen yang tahun ini edisi yang kedua.
Sayang, gengsi turnamen itu sedikit ternoda dengan ulah tim-tim yang tidak bertanggung jawab. Berdasarkan hasil evaluasi putaran pertama, masih tampak adanya aksi pemukulan yang dilakukan tim-tim dalam pertandingan. Padahal, dalam slogan panpel sudah jelas tertulis, “Utamakan sportifitas dan fair play” serta “junjung tingga rasa persaudaraan dan kekeluargaan”.
Panpel bersama Ikatan Futsal Tarakan (IFT) pun tidak mau aksi tersebut terus menodai turnamen ini hingga berakhirnya nanti. Untuk itu, mengantisipasi terulangnya kembali aksi tak terpuji, panpel bersama IFT menggelar pertemuan dengan tim-tim peserta putaran kedua.
Kemarin (23/3), bertempat di ruang pertemuan stadion Datu Adil, sejumlah perwakilan atau manajer tim yang masuk dalam putaran kedua turnamen futsal “Wali Kota Cup II”, dikumpulkan panpel. Dalam pertemuan tersebut, penpel menyosialisasikan sejumlah ketentuan baru yang bertujuan untuk menekan aksi kekerasan dalam pertandingan.
Peraturan tersebut di antaranya manager/pelatih/official dilarang memasuki lapangan pada saat wasit/aparat pertandingan melakukan tugas sesuai kewenangannya.
Selanjutnya aturan yang lain dimana ada tindakan kekerasan (pemukulan dan sebagainya) yang dilakukan sala saeorang pemain atau lebih kepada tim (klub) lawan yang terjadi pada saat pertandingan sedang berlangsung, maka wasit wajib memberhentikan permainan dan dinyatakan pertandingan selesai.
Panpel pun siap memberikan sanksi tegas bagi tim yang mengindahkan peraturan itu. Salah sanksinya yakni apabila terjadi insiden (pemukulan) pada saat pertandingan entah baru berjalan 5 menit atau masih berlangsung, maka tim yang dinyatakan menang adalah tim lawan.
Sedangkan peraturan lainnya seperti apabila terjadi insiden di dalam lapangan masih tanggung jawab panpel dan bila terjadi di luar lapangan bukan tanggung jawab panpel. Peraturan tersebut disepakati oleh pihak manager tim atau perwakilan dari tim yang berlaga di turnamen futsal ini.
H. Sofyan, mewakili panpel sekaligus Ketua Harian Ikatan Futsal Tarakan (IFT) mengungkapkan, aturan-aturan tidak lain untuk mempertegas keinginan panpel dan IFT agar turnamen tersebut tetap dengan tujuannya semula. Seperti yang diungkapkan salah satu pendiri IFT, Yonsep, turnamen ini hadir disamping untuk mengakomodir keinginan pencinta futsal Tarakan, juga sebagai wadah silaturrahmi.
IFT dan panpel tidak mau lagi turnamen ini ternoda dengan aksi kekerasan. Sanksi yang diberikan pun semata-mata untuk memberikan efek jerah bagi tim lain agar tidak mengulangi hal serupa. “Memang dimana-mana jarang terjadi tindakan anarkis seperti yang terjadi di Tarakan ini,” ujar Opan usai pertemuan.
Opan juga menegaskan, ke depan pihaknya akan terus membenahi turnamen ini dengan menerapkan peraturan dan sanksi mengacu peraturan umum futsal yang berlaku. “Karena kami mau futsal ke depan betul-betul mengikuti aturan nasional, makanya kami akan terus benahi demi perbaikan turnamen ini,” imbuhnya. (*/ipk)
SUMBER INFO (kecuali gambar ilustrasi) :
RADARTARAKAN.CO.ID - Kamis, 24 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :