#Tarakan -
MENANGGAPI keluhan beberapa masyarakat tentang keberadaan Rehabilitasi Wanita Semoga Sadar (RWSS) yang lebih sohor dikenal dengan sebutan Lokalisasi Karang Agas di Kelurahan Gunung Lingkas, Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Rabu (2/11) kemarin mengundang beberapa tokoh masyarakat dan tokoh agama yang ada di Gunung Lingkas. Termasuk 15 ketua RT se-Kelurahan Gunung Lingkas, beserta pihak kelurahan dan Camat Tarakan Utara. Dalam pertemuan tersebut, Dinsosnaker meminta pendapat kepada sejumlah elemen masyarakat tersebut untuk mewacanakan relokasi karang agas ke sungai bengawan.
“Hasilnya respons mereka positif sekali, dengan rencana untuk memindahkan karang agas ke sungai bengawan, sebab keberadaan lokalisasi di Gunung Lingkas itu sudah tidak layak,” ujar Nasib. Selain karena sudah ramainya daerah Gunung Lingkas dari hunian masyarakat, juga akan berpengaruh tidak baik pada lingkungan.
“Dulu awal mulanya Karang Agas ini kan berasal dari lokalisasi di Karang Anyar, karena Karang Anyar sudah ramai menjadi kota, makanya dipindah di Gunung Lingkas. Nah, saat ini Gunung Lingkas juga sudah ramai jadi kota, makanya kita akan pindah ke Sungai Bengawan sesuai dengan permintaan dari masyarakat sendiri, bahkan mereka minta supaya dipercepat,” sambung Kepala Dinsosnaker ini.
Hanya saja, ungkap mantan Assisten I Setkot Tarakan ini, jika Karang Agas ini dipindah, mereka meminta kepada pemerintah untuk menyiapkan tempat di Sungai Bengawan. Berdasarkan hal tersebut, Nasib juga mengundang pengurus yang menyediakan tempat di Bengawan, dan mereka juga sudah menyatakan siap. “Pihak yang menyediakan tempat di Bengawasan siap kapan saja. Artinya tempat sudah ada. Tinggal kurang fasilitas, seperti listrik dan sarana air bersih yang saat ini masih diperjuangkan,” ujarnya.
Dari pertemuan kemarin, Nasib akan segera menyampaikan hasilnya kepada pemerintah kota untuk segera mengambil langkah-langkah pemindahan, sebab yang mempunyai kewenangan adalah dari pemkot. Ia berharap, tahun ini juga relokasi pekerja seks komersial (PSK) yang berjumlah sekitar 32 orang ini dapat segera diwujudkan. “Semoga tahun ini terealisasi, tapi kalau tidak bisa saya akan serahkan kepada pemkot, karena tugas kami hanya menghimpun data dan mengusulkan segera pindah,” kata dia.
Seandainya penghuni Karang Agas ini tidak mau pindah, mungkin dengan alasan sudah bosan hidup di “dunia hitam”, Dinsosnaker akan mencoba untuk menyiapkan pelatihan yang sifatnya memberi keterampilan seandainya mereka memilih untuk pulang ke kampung halaman. Tapi intinya Karang Agas tetap akan dikosongkan dari kegiatan prostitusi. “Siapa tahu mereka sudah bosan di dunia itu dan memilih pulang kampung akan kita berikan pembekalan keterampilan untuk modal kerja mereka, artinya mencoba memanusiakan manusia,” tandas pria berkumis ini. (jnu/ngh)
Sumber Info (Kecuali Gambar Ilustrasi) : Radartarakan.co.id - Kamis, 3 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :