Menyikapi keberadaan aliran Ahmadiyyah di Indonesia yang menjadi polemik panjang, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tarakan, Zainuddin Dalila menghimbau, agar masyarakat tetap mewaspadai, masuknya gerakan aliran Ahmadiyyah ke Kota Tarakan. Meski ia belum menerima laporan tentang keberadaan Ahmadiyyah di Bumi Paguntaka. Aliran tersebut, dinilai dapat meresahkan kehidupan beragama, dan menimbulkan perpecahan, terhadap umat islam. Ia juga menjelaskan, Ahmadiyyah menganggap ada nabi dan rasul setelah nabi muhammad. Hal ini dinilai memancing polemik di kalangan internal umat islam.
Dalila kemudian menambahkan, biasanya aliran-aliran masuk ke suatu wilayah, atau daerah yang jauh dari keramaian, seperti desa dan pelosok. Atau di suatu wilayah, yang di anggap masyarakatnya mudah dipengaruhi. (YH)
SUMBER INFO :
Rabu, 09 Februari 2011
BERBAGI INFO :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :