TERBARU.......

Sabtu, 11 Februari 2012

2011, INFLASI TARAKAN URUTAN KELIMA DI INDONESIA




Capai 6,43 Persen, Menurun dari Tahun 2010

#Tarakan - 

Dari hasil rapat evaluasi inflasi tahun 2011 dan target inflasi 2012 Kota Tarakan yang digelar belum lama ini, didapati bahwa inflasi Tarakan tahun kalender 2011 sebesar 6,43 persen. Inflasi tersebut, tercatat sebagai inflasi tertinggi urutan kelima dari 66 kota se Indonesia yang dijadikan basis perhitungan inflasi secara nasional. Sementara menduduki peringkat pertama, adalah Bima, Nusa Tenggara Barat,  dengan inflasi 7,19 persen).
“Inflasi tahun 2011 Kota Tarakan berada di urutan kedua dari tiga kota di Kaltim yang menjadi basis perhitungan inflasi nasional,” ungkap Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Kota Tarakan, A Hamid Amren, kemarin (9/2) pagi.
Besaran inflasi tersebut masih tak memenuhi target inflasi optimal yang dicanangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan, yakni sebesar 4 atau 5 persen per tahun. Pun demikian, inflasi tahun 2011 terbilang lebih baik (menurun, Red.) dibanding tahun 2010 yang mencapai 7,96 persen.
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.
“Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu,” sebut Hamid Amren sembari menjelaskan, bahwa inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. “Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi,” imbuhnya.
Dikatakan, istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI atau Consumer Price Index (Indeks Harga Konsumen); nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga, dan metode GDP Deflator atau DeflatorPendapatan Domestik Bruto (PDB).
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10 persen setahun; inflasi sedang antara 10 sampai 30 persen setahun; berat antara 30 sampai 100  persen setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100 persen setahun.
“Inflasi yang terjadi di Kota Tarakan bersifat fluktuatif (cenderung ekstrim) dan biasanya terjadi pada akhir dan awal tahun. Kenapa begitu? Lantaran saat itu adalah perayaan hari besar keagamaan dan sejenis, dimana permintaan dan konsumsi masyarakat tinggi,” ujar pria yang sempat tercatat sebagai dosen di Universitas Borneo dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tarakan-Bulungan ini.
Faktor lainnya adalah kebiasaan kucuran pembiayaan dari pemerintah pusat yang disalurkan pada triwulan II dan IV tahun berjalan. “Akibatnya pemerintah kota pun harus melakukan pembayaran di akhir tahun anggaran. Padahal, kalau mau stabil sebaiknya penyaluran anggaran dilakukan di triwulan pertama,” ulas Hamid Amren lagi.
Sementara itu jika dicermati dari 7 kelompok pengeluaran komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi, maka kelompok bahan makanan dengan jenis komoditi yang banyak dikonsumsi masyarakat yakni beras, kacang panjang, cabe rawit, angkutan udara, ikan layang, telur ayam ras, bandeng, udang basah, bawang merah dan putih. “Sebagai kota pulau, pasokan barang dan jasa kebutuhan masyarakat sangat tergantung dari luar daerah, sehingga diperlukan kerjasama dengan daerah penghasil potensial. TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) juga menyarankan agar sarana kapal fery Tarakan-Toli-Toli perlu dimanfakatan secara maksimal dalam rangka mendatangkan barang kebutuhan masyarakat,” urai pria kelahiran Aceh ini.
Saran lainnya untuk mengendalikan inflasi di Kota Tarakan adalah, infrastruktur dan moda transportasi harus terjaga dalam keadaan baik dan lancar sehingga memudahkan arus barang dan jasa. Lalu, adanya ekspektasi masyarakat terkait kenaikan upah buruh, gaji pegawai dan lainnya yang harus mendapat pencermatan. “Tapi harus diketahui pula, inflasi yang terjadi tahun lalu sama sekali tak mempengaruhi daya beli masyarakat. Meski nilai tukar uang menurun, namun masyarakat tetap merasa perlu untuk membelinya seperti sembako dan lainnya,” tandas Hamid.(ndy/ngh)


Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.id - Jumat, 10 Februari 2012




BERBAGI INFO :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS