TERBARU.......

Sabtu, 03 November 2012

Renggut Nyawa Bocah 6 Tahun




Terseret Arus Sungai, Tubuh Tersangkut di Tiang Jembatan


#Tarakan – Tidak hanya menyebabkan banjir di mana-mana, hujan deras mengguyur Tarakan sejak pukul 09.00 hingga menjelang sore kemarin juga menimbulkan petaka. Seorang bocah yang masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar, Nurul Aprilia, akhirnya meninggal setelah sempat terseret arus sungai yang lokasi ditemukannya sekitar 500 meter dari rumahnya di Jl. Rawasari Indah RT 15 Kelurahan Karang Harapan.

Syafruddin (37), orang pertama yang menolong korban saat itu mengaku sempat membongkar lantai jembatan untuk meraih tubuh bocah 6 tahun itu yang tersangkut di sebuah tiang penyangga jembatan.
“Waktu itu tubuhnya sudah kelihatan lemas, posisinya melengkung karena tersangkut di tiang jembatan. Memang masih ada terasa napasnya, makanya langsung cepat-cepat kita bawa ke rumah sakit terdekat,” kata Syafruddin ditemui di ruang unit gawat darurat Pertamedika Hospital Tarakan (PHT), sore kemarin (2/11).
Lebih lanjut Syafruddin menceritakan, sebelum kejadian nahas tersebut, seorang warga sempat melihat Nurul  bermain bersama dua orang temannya di salah satu jembatan yang melintasi sungai tersebut.
Namun sesaat kemudian, orang tersebut melihat korban sudah tidak ada, dan hanya tinggal dua orang temannya saja yang kelihatan panik mencari sesuatu di bawah sungai.
“Katanya, anak-anak itu tidak langsung bilang sama orang-orang di sana. Setelah mereka ditanya sedang cari apa, baru dia bilang kalau temannya nyemplung di sungai,” beber Syafruddin.
Setelah tubuh Nurul berhasil diangkat, dia kemudian segera dilarikan ke rumah sakit yang berada di Jl. Mulawarman itu.
Nuri, kerabat korban menuturkan, siang itu atau sebelum salat Jumat, Nurul pulang dari sekolah. Setelah makan siang bersama neneknya yang akrab disapa Mamak Biyah, Nurul kemudian tidur.
Beberapa waktu kemudian, Nurul diajak bermain oleh teman-temannya. Saat itu, kedua orang tuanya tidak mengetahui korban pergi ke mana. Mereka mengira jika putri sulungnya ikut bersama sang nenek yang berjualan di lingkungan sekolah yang ada di depan rumah mereka. “Mamanya sempat mencari, tapi tidak  terlalu khawatir, karena dia kira ikut sama neneknya,” kata Nuri.
Kedua orang tua Nurul menyadari jika anaknya terhanyut setelah kerabatnya ini memberitahunya.
“Aku cuma tidak mau orang tuanya kaget, makanya kubilang saja anakmu dibawa ke rumah sakit sudah. Padahal aku tahu kalau anak itu sudah tidak ada lagi (meninggal),” ungkap Nuri dengan raut wajah sedih.
Tiba di PHT, korban yang mengenakan kaos singlet dan celana dalam warna putih segera diberi pertolongan. Namun takdir berkata lain, nyawa murid kelas satu SD 029 Tarakan itu tidak bisa diselamatkan.
“Kami cek denyut nadi besar yang ada di leher korban itu sudah tidak berfungsi lagi,” kata Tiwi, perawat yang menangani korban.
Di bagian lutut pada kaki kanan terdapat luka lecet yang diduga terkena benda saat korban terseret arus. Diduga, korban juga terlalu banyak kemasukan air hingga menyebabkan paru-parunya kelebihan cairan, dan menyebabkan pernapasannya terganggu.
Dari pantauan Radar Tarakan, kedua orang tua Nurul, yaitu Jamaluddin dan Nurbiya tampak syok. Keduanya menyusul ke PHT sekitar 15 menit setelah anaknya tiba di rumah sakit itu. Melihat anak sulungnya itu terbujur kaku, Nurbiya langsung histeris. Ayah Nurul, Jamaluddin, menangis sambil memeluk jasad putrinya.
Usai tubuhnya dibersihkan, sore kemarin sekitar pukul 17.00 Wita, jasad Nurul kemudian dibawa ke rumah duka di Jl. Aki Balak di belakang SD 029 atau tidak jauh dari lokasi kejadian dengan menggunakan mobil jenazah milik TNI Angkatan Laut. Duka mendalam tampak dari keluarga korban. Mereka sama sekali tidak menyangka jika putri tercintanya akan pergi secepat itu. Sang nenek terlihat beberapa kali pingsan, tak sanggup menerima kenyataan bahwa cucu pertamanya ini harus pergi untuk selamanya dengan cara yang tiba-tiba. Tadi malam, jenazah dikebumikan di pemakaman baru di Jl. Hake Babu.
Untuk diketahui, data Stasiun Meteorologi Bandara Juwata Tarakan, curah hujan kemarin tercatat 98,3 milimeter. “Hujan berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 13.00. Kelembaban mencapai 90 persen,” kata Teguh Kalimantan, forecaster Stasiun Meteorologi Bandara Juwata, tadi malam.(yan/*/fan)


Sumber Info : Radartarakan.co.id - Sabtu, 3 November 2012





BERBAGI INFO :

BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS