Disnaktan Rutin Lakukan Pemantauan
#Tarakan -
Berdasarkan hasil hasil surveilans 2009, 2010 dan 2011 hingga saat ini tidak ditemukan satupun penyakit flu burung yang atau yang dikenal dengan sebutan H5N1 di wilayah Tarakan. Hal ini dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Perternakan dan Pangan (Disnaktan)Tarakan Drh Sukamto. “Tarakan aman dari flu burung. Selain dari hasil pantauan kami, hingga saat ini belum ada warga yang melaporkan adanya binatang unggas mereka yang mati mendadak,” kata Sukamto kepada Radar Tarakan kemarin (19/1).
Dikatakan, tindakan kewaspadaan yang dilakukan selama ini yakni melakukan deteksi penyakit jika terjadi atau ada laporan kasus penyakit dan monitoring oleh petugas surveilans atau participatory desease surveillance and respond (PDSR). “Monitoring ini dilakukan 3 kali dalam seminggu disetiap kelurahan yang telah ditentukan,” ujarnya.
Sekadar diketahui, flu burung sudah menyerang Bulungan. Penyakit avian influenza (AI) atau flu burung ini dipastikan ada, setelah awal Januari 2012, Dinas Pertanian Bulungan menemukan satu ekor ayam buras (ayam kampung,red) peliharaan warga Tanjung Selor positif terjangkit virus AI. Hal ini diakui, Kepala seksi Kesehatan Hewan Pasca Panen dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Bulungan Sri Rejeki.
Dia mengatakan, temuan itu bermula dari laporan pemilik ternak di Jl Skip I Tanjung Selor, karena dari sekitar 20-30 ekor ayam peliharaannya satu per satu mati. Bahkan pada saat dilakukan pengecekan di lapangan hanya tinggal satu ekor ayam yang kemudian menjadi sampel untuk dilakukan pemeriksaan rapid test di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional V Banjar Baru, Kalsel. “Sampel yang kami ambil hanya satu. Karena yang lainnya sudah mati duluan dan dibuang entah kemana. Kami ambil sampelnya Desember lalu dan hasilnya baru kami terima awal Januari 2012 lalu,” terang Sri, ketika ditemui di tempat kerjanya kemarin.
Untuk diketahui, penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia. Virus influenza tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.
“Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan,” pesannya. Dikatakan, tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. “Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan dan dicegah penyebarannya,” pungkasnya. (*/sam)
Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.id - Jumat, 20 Januari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :