SELAMAT DATANG PEMADAMAN BERGILIR

PLN Bilang Kurang Gas Lagi, Medco Katakan Itu Bukan Alasan

#Tarakan – Warga Tarakan bakal kembali menikmati listrik yang byarpet. Dalam beberapa hari terakhir, terjadi pemadaman bergilir. Durasi pemadaman bisa mencapai 4-5 jam. Keluhan pun deras mengalir akan kinerja perusahaan penyedia listrik di Tarakan, PT PLN Tarakan. “Kenapa mati lampu menjadi sering ? jangan-jangan seperti tahun-tahun sebelumnya, yang mati lampunya sangat parah,” kata Nona, warga Karang Anyar Pantai RT 54. Pesan pendek yang masuk ke redaksi Radar Tarakan pun banyak yang menyoal padamnya listrik di kota pulau ini.

Terpisah, Direktur Utama PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Tarakan, Sandhika Alfianto kepada Radar Tarakan mengatakan, pemadaman bergilir yang dilakukan sejak beberapa hari terakhir disebabkan minimnya pasokan gas dari PT Medco E&P Tarakan sebagai penyedia gas di kota Tarakan.  “Mesin pembangkit listrik yang berbahan bakar gas beberapa hari ini anjlok atau menurun. Rata-rata per hari yang disuplai oleh Medco hanya 3,7 Million Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD),” kata Sandhika Alfianto, kemarin (7/2). Akibatnya, PLN Tarakan terpaksa harus kehilangan sekitar 6 sampai 7 Megawatt (MW). Oleh karenanya, ia sangat mengharapkan pihak Medco Tarakan dapat menyuplai gas sesuai kebutuhan PLN.  “Kita mohon maaf karena ini diluar dari kondisi kontrol kami. Tapi kita sudah menyiapkan mesin lebih dari cukup, hanya saja kondisi gasnya yang tidak memenuhi,  ya kita berharap pihak Medco sesuai komitmennya menyuplai gas ke PLN sesuai kontrak atau sebesar 6 MMSCFD,” tandas pria berkacamata ini.

Untuk mesin pembangkit yang menggunakan bahan bakar solar milik PLN Tarakan, kata dia, hanya mampu melayani dengan kapasitas 9 MW. Sementara beban yang harus dilayani 34 MW. “Jumlah mesin pembangkit gas kita ada 15 unit,” cetusnya. Sandhika menegaskan, pemadaman bergilir yang terjadi saat ini semata karena pasokan gas yang minim bukan pada teknis atau perawatan mesin PLN Tarakan.  “Pemeliharaan itu sudah rutin, tapi itu tidak ada efeknya pada pemadaman ini, yang utama masalahnya adalah gas,” kata dia.  Celakanya, PLN juga tak bisa memastikan, sampai kapan pemadaman bergilir ini akan berakhir atau listrik kembali normal. “Jika pasokan gas bisa sesuai dengan kontrak, tentu akan lebih cepat. Mengenai waktunya masih menunggu kepastian penyuplai gas, semoga tak terlalu lama,” kata Hani Handoko, General Manajer Teknik PLN Tarakan.

Terpisah, Operation Manager PT Medco E&P Tarakan Sembakung Haji Agung Wibisono mengaku saat ini produksi gas menurun. Penurunan suplai gas ke PLN Tarakan disebabkan salah satu sumur milik Medco yang terletak di Mamburungan sudah tidak berfungsi lagi. “Sudah tiga hari ini salah satu sumur kami di Mamburungan 4 tidak mampu mensuplai gas, karena sumbernya tidak bisa lagi menghasilkan gas sehingga pasokan gas ke PLN berkurang,” terangnya. Adapun jumlah sumur gas yang dimiliki oleh Medco Tarakan sampai saat sebanyak 18 titik. Setiap sumur menghasilkan secara beravariasi yakni mulai 0,5 hingga 2,5 MMSCFD.

Namun, pihaknya membantah jika pemadaman listrik bergilir yang terjadi di kota Tarakan merupakan alasan utama pemadaman listrik oleh PLN Tarakan. “Karena kami perusahaan gas bukan perusahaan listrik, seharusnya PLN itu punya banyak cara untuk menyediakan listrik ke masyarakat,” tegas Agung. Kata dia, PLN Tarakan seharusnya dapat menggunakan bahan bakar lain sebagai alternatif untuk kebutuhan mesin pembangkit listrik. “Dia (PLN) bisa menggunakan solar, batubara atau mencari sumber gas dari perusahaan lain. Jadi dia tidak bisa membuat ini (pasokan gas turun, red) jadi alasan utama, pembangkit listrik itu banyak bisa juga dari angin, air laut. Seharusnya mereka kreatif,” cetusnya.   Ia menambahkan, sepekan lalu pihaknya pernah menyiapkan gas sebesar 5 MMSCFD namun tak dapat digunakan oleh PLN Tarakan karena terjadi persoalan maintenance di mesin pembangkit PLN. “Medco dan PLN selalu berkoordinasi terkait kebutuhan gas,” sambung dia. Lantas apa upaya kedepan yang akan dilakukan oleh Medco ? “Sekarang kita akan mendatangkan rig workover baru dari Pekanbaru yang rencananya akhir bulan ini bisa sudah mulai untuk melakukan pencarian gas baru lagi,” jawab dia.

Menanggapi mulai terjadinya pemadaman bergilir ini, anggota Komisi II DPRD Tarakan Sabar Santuso meminta PLN mengambil langkah cepat untuk mengatasi persoalan ini. “Kami di Komisi II sepakat akan membawa masalah ini ke Medco pusat. Kami mau agar suplai gas ke PLN sesuai dengan kontraknya harus direalisasikan,” katanya.

Terpisah, Walikota Tarakan H Udin Hianggio menegaskan, persoalan kelistrikan bukan monopoli Tarakan. Walikota juga tak pernah menjanjikan bahwa Tarakan tidak pernah mati lampu. “Saya tidak pernah menjanjikan kalau saya duduk sebagai walikota tidak ada mati lampu. Itu namanya mendahului Tuhan. Itu orang yang tidak beragama kalau ngomong begitu,” kata Udin Hianggio kemarin. Dirinya menegaskan, hanya orang yang tidak beragama yang berani mendahului kehendak Allah. “Tolong dicatat, tulis besar-besar. Kita hanya berupaya, tapi tidak ada yang menjamin bahwa listrik tidak akan mati,” tegasnya lagi.

Menurut walikota, persoalan listrik ini tidak hanya dialami di Tarakan saja. Tapi juga terjadi di seluruh Indonesia termasuk di Jakarta. “Jangankan di Tarakan, professor sampai doktor yang ada di pusat saja (Jakarta) tidak berani menjanjikan listrik tidak padam,” ungkapnya. Secara umum, sambung walikota, kondisi kelistrikan itu sama dengan kehidupan. “Kalau Tuhan berkehendak, detik inipun Tuhan cabut nyawa kita bisa saja. Kita hanya berupaya agar listrik tidak mati, tapi kalau terjadi itu bukan kehendak kita,” pungkasnya. Kemarin pagi, saat Walikota Tarakan bersama Kapolres akan melakukan sosialisasi di aula SMP 1 pun sempat tertunda lantaran pada saat acara akan dimulai listrik mendadak padam. (sur/ddq)

Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.id - Rabu, 8 Februari 2012

BERBAGI INFO :