TERBARU.......

Rabu, 14 Maret 2012

APRIL, MINYAK TANAH DI AGEN HANYA 345 KILOLITER



#Tarakan - 

Perlahan, pemerintah mulai menarik minyak tanah bersubsidi. Hingga pekan kedua bulan Maret ini, sudah 31 persen dari total alokasi minyak tanah bersubsidi untuk masyarakat selama ini. Atas kebijakan tersebut, suplai minyak tanah bersubsidi untuk Tarakan mulai berkurang.
Misalnya pada salah satu agen minyak tanah dan penyuplai elpiji 3 kilogram, PT Karina Utama, pada Februari lalu, jatah yang diperoleh menurun sebanyak 40 kiloliter. Yakni, dari alokasi yang selama ini diperoleh 600 kiloliter menjadi 560 kiloliter (menurun sekitar 7 persen). Pada Maret ini, alokasinya menurun menjadi sekitar 45 persen atau tinggal 345 kiloliter untuk agen yang berkantor di Sebengkok Waru itu.
“Alokasi Maret 624 kiloliter, akan ditarik 279 kiloliter jadi sisa 345 kiloliter. Tapi saat ini baru ditarik 31 persen karena baru minggu kedua. Sedangkan pada April nanti, dari alokasi 576 kiloliter akan ditarik 426 kiloliter, jadi sisanya 150 kiloliter,” kata Direktur PT Karina Utama Ir. Idris Nasir kemarin (13/3).
Demikian pula dengan PT Warga Migas Nusantara. Pada Februari lalu, dari alokasi minyak tanah bersubsidi sebanyak 775 kiloliter ditarik sebanyak 7 persen atau 55 kiloliter menjadi 720 kiloliter. Sedangkan pada Maret ini rencananya dari alokasi sebanyak 806 kiloliter liter akan ditarik sebanyak 366 kiloliter atau 45 persen dan sisanya 440 liter.
“Pada April nanti, subsidi akan ditarik 100 persen, yakni dari alokasi awal sebanyak 744 kiloliter akan ditarik 549 kiloliter hingga menyisakan sebanyak 195 kiloliter saja,” kata Direktur PT Warga Migas Nusantara, Mardiman yang ditemui Radar Tarakan secara terpisah.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka dipastikan pada 30 April nanti minyak tanah bersubsidi yang disuplai untuk kebutuhan masyarakat Tarakan hanya sekitar 345 kiloliter saja. Diharapkan, dengan berkurangnya suplai minyak tanah bersubsidi dalam jumlah besar dapat tertutupi dengan konversi ke bahan bakar gas melalui tabung elpiji 3 kilogram. Tapi, menurut informasi yang diperoleh Idris dari PT Pertamina, sebelum penarikan subsidi minyak tanah tuntas, secara perlahan minyak tanah non subsidi akan disalurkan. “Kalau minyak tanah subsidi itu minimum 80 persen sudah tertarik baru non subsidi digelontorkan. Tapi saya menegaskan, meskipun dibatasi, tapi saat ini harga tidak naik, masih tetap,” kata Idris.
Pencabutan subsidi minyak tanah ini lanjut Idris mulai terasa dengan beralihnya masyarakat untuk mengganti dengan bahan bakar gas. Ini terlihat dari peningkatan permintaan dari masyarakat selama beberapa bulan terakhir ini. Pada Januari lalu, PT Karina Utama hanya bisa memasarkan isi ulang tabung elpiji 3 kilogram ke masyarakat sebanyak 2.673 tabung, atau rata-rata perharinya 86 tabung. Sedangkan pada Februari, penjualan meningkat menjadi 4.974 tabung atau rata-rata per hari 160 tabung. Peningkatan ini menurut Idris disebabkan karena masyarakat sudah mulai mengenal elpiji dan berani menggunakan.
Sedangkan bagi PT Warga Migas Nusantara, peningkatan juga terjadi, jika pada Januari lalu mampu menjual 847 tabung, pada Februari lalu meningkat tajam. “Pada Februari 1.083 tabung mampu terjual di PT Warga Migas Nusantara,” timpal Mardiman.
Lanjut Idris menjelaskan, idealnya setiap hari rata-rata penjualan harus 1.000 tabung. Selain menyentuh semua masyarakat untuk menggunakan tabung elpiji 3 kilogram, margin yang diperoleh juga lebih besar. “Saat ini keuntungan kan kecil, hanya Rp 1000 pertabung, belum lagi biaya operasional. Kalau banyak konsumsi kan banyak untung dan ada peningkatan, kita (agen, Red.) siap melayani,” jelasnya. Terkait langkanya isi ulang elpiji 3 kilogram beberapa minggu terakhir, menurut Idris itu karena banyak sebab. Pertama faktor cuaca karena gelombang dilaut tidak bisa dihindari, kedua angkutan atau transportasi, stok pasokan gas, dan waktu pengisian karena antre yang panjang.
Intensitas pengisian tabung yang dilakukan PT Karina Utama di Balikpapan sendiri 2 kali setiap bulan. Sekali pengisian, biasanya sampai ribuan tabung elpiji 3 kilogram. Selasa (3/3) kemarin, ribuan tabung gas PT Karina Utama dan PT Warga Migas Nusantara juga tiba di Pelabuhan Tengkayu II. “Ada sekitar 4.000 tabung saya hari ini datang melalui perusahaan pengangkut PT SMB. Infonya tabung PT Warga Migas Nusantara juga datang,” ungkap Idris. Sementara itu, pangkalan yang disuplai tabung elpiji 3 kilogram oleh PT Karina Utama sementara ini sebanyak 44 pangkalan dari 67 pangkalan, sementara PT Warga Migas Nusantara baru mensuplai 25 pangkalan dari 46 pangkalan di bawah naungannya.




HARGA MULAI NAIK

Sementara itu, terbatasnya mitan yang disuplai ke masyarakat membuat beberapa pangkalan menerapkan kenaikan harga. Seperti yang dilakukan H. Mustafa, jika sebelumnya dia menjual liter minyak tanah dengan harga Rp 17 ribu untuk lima liter, saat ini dia menaikkan menjadi Rp 18 ribu. Jika sebelumnya dia bisa mendapat suplai dari agen setiap hari, saat ini hanya sekitar 2-3 kali per minggu. Naiknya harga yang diterapkannya juga pengaruh hukum pasar, karena permintaan meningkat, dan stok terbatas. “Tapi saya hanya menaikkan hanya sekitar Rp 1.000 saja,” kata Mustafa.
Mustafa berharap, kebijakan yang menyentuh langsung dengan masyarakat ini tidak diusik, seperti halnya minyak tanah ini. Sebab, jika minyak tanah naik juga langka, masyarakat akan teramat terbebani. “Kasihan masyarakat kecil, sudah sulit, nanti harganya naik. Kalau bisa pemerintah itu harus sudah siap, kalau minyak tanah mau dicabut subsidinya, SPPBE juga harus sudah dibangun secepatnya,” kata Mustafa yang membuka pangkalan di Karang Anyar Pantai RT 21. Naiknya harga minyak tanah ini juga berlaku di pengecer lainnya. Seperti yang dilakukan Salsiah yang membuka pangkalan atau pengecer di Jalan Kusuma Bangsa Kelurahan Pamusian.
Sebelumnya, Salsiah menjual minyak tanah ke masyarakat dengan harga Rp 18 ribu per 5 liter. Karena mendengar kenaikan yang akan diterapkan pada April nanti, maka sejak beberpa waktu lalu dia sudah menaikkan sebesar Rp 2 ribu menjadi Rp 20 ribu per lima liter. Salsiah sendiri biasa menjual minyak tanah ini dengan ukuran minimal 5 liter. Naiknya harga yang diterapkan itu menurut Salsiah juga berdasarkan kesepakatan dari pangkalannya, bahwa untuk menutupi harga yang akan lebih mahal pada April nanti, maka menaikkan harga sejak saat ini menjadi solusi.
“Kenaikan untuk tombokan kalau nanti sudah naik. Soalnya nanti kalau sudah naik harganya hampir 2 juta per drum (200 liter, Red.). Nah, saat ini harganya masih Rp 600 ribu per drum, kalau sudah naik nanti harus nombok Rp 1 juta lebih, makanya kami naikkan dulu,” ungkap Salsiah. Sementara itu, beberapa pangkalan lainnya dalam pantauan Radar Tarakan masih tidak menerapkan kenaikan, seperti pangkalan yang ada di Karang Anyar, Kampung Bugis dan pangkalan lainnya. Hanya hanya, untuk pangkalan tersebut menerapkan batasan pembelian kepada masyarakat, yakni maksimal 3 liter dengan harga 10 ribu. Hal ini membuat antrean panjang masyarakat untuk membeli minyak tanah. Warga pun terlihat berdesak-desakan.(jnu/ris)


Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.id - Rabu, 14 Maret 2012





BERBAGI INFO :


BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS