#Tarakan - Mengaku belum ada kejelasan kapan kasus dugaan korupsi pembebasan lahan PLTU akan selesai diproses, PLN UIP Kitring Balikpapan berencana akan melakukan survey ulang lokasi lahan PLTU yang rencana sebelumnya akan dibangun di Jalan Sungai Maya Kelurahan Juata Laut Kecamatan Tarakan.
Hal ini dikatakan General Manager UIP Kitring Balikpapan Setyo Heru saat ditemui di Tarakan Senin kemarin. “Kami akan survey ulang penentuan lokasi PLTU ini, karena memang ada beberapa masalah dilahan yang ada sekarang,” ujarnya.
Diakui Setyo, permasalahan pembebasan lahan PLTU ini sebenarnya bukan hanya dari aspek hukum yang saat ini sedang dalam penyidian Polres Tarakan dan sudah menetapkan tiga orang tersangka yaitu Camat Tarakan Utara Jarkasih, pihak yang mengklaim sebagai pemilik lahan Mualik dan oknum Brimob I Gede Ngurah Arnata.
“Karena ini uang Negara yang digunakan, jadi memang prosedurnya harus ketat dan tidak boleh ada penyimpangan. Selain masalah hukum kan ada juga masalah sosial, nanti kalau tetap diteruskan dan tidak diselesaikan dulu malah akan menimbulkan konflik sosial saat dibangun,” katanya
Menurutnya, upaya penyelesaian konflik sosial sudah diutarakan dalam rapat bersama Pemkot Tarakan di DPRD Tarakan. Tetapi diakuinya lagi, tidak menutup kemungkinan jika hasil survei menentukan akan di bangun di lokasi lahan yang lain, maka lahan yang sudah dibebaskan akan menunggu proses hukum selesai untuk pengembalian uang negaranya.
“Survei ulang kan karena memandang ada banyak masalah dari aspek sosialnya yang masih belum bisa kita selesaika. Jadi nanti kita lihat hasil survei ulangnya, kalau memang harus dilahan yang baru lagi terpaksa kita lakukan. Sedangkan memang untuk anggaran pembebasan lahan sebelumnya masih dalam proses hukum, jadi kita tidak mengerti kemana itu uangnya, yang jelas kita tunggu saja lah,” tegasnya.
Meski Negara melalui PLN sebagai perusahaan BUMN sudah mengeluarkan anggaran sebesar Rp. 7 miliar lebih, namun Setyo meyakinkan dengan alasan masih dalam proses hukum dan konflik social, PLN bisa melakukan pembebasan lahan lagi di lahan yang lainnya.
“Kita tunggulah dalam dua minggu ini seperti apa hasilnya. Kami akan membuat tim survey sendiri tentang kelayakan ahan, tim nya nanti Pusat yang akan menunjuk siapa saja. Lalu untuk ijinnya nanti kita akan parallel, kita proses ijin di lahan yang lama dan akan kita proses juga ijinnya di lahan yang baru nanti, “ bebernya.
Pemenang tender pun disebutkan Setyo sudah ada, jadi memang seharusnya sejak Februari lalu pembangunan PLTU sudah dimulai. “Pemenangnya PT. Adi Karya, kita sudah siapkan anggaran Rp. 500 miliar lebih untuk pembangunan PLTU, di tahap 1 akan dicairkan Rp. 270 miliar, tahap dua Rp. 270 miliar juga.tetapi memang sampai sekarang uang mukanya atau tahap 1 belum diambil oleh pemenang tender dan masih di kas Negara, nanti kalau sudah ada kejelasan dan siap bangun baru kita cairkan,” ungkapnya.
Ditemui terpisah, Ketua DPRD Tarakan Effendy Djuprianto mengaku bersama-sama Pemerintah Kota sangat serius menanggapi masalah ini. Bahkan Effendy mengharapkan adanya partisipasi juga dari masyarakat agar konflik social tidak benar-benar terjadi.
“Tetapi memang dari informasi yang saya dapat dari Polres Tarakan, lahan di sungai maya itu merupakan lahan milik Negara, dan Polres pun sudah memberikan jaminan tentang keamanan bahkan menyuruh langsung untuk segera dilakukan pembangun. Jadi saya harapkan masyarakat juga mendukung pembangunan PLTU ini,” beber politisi Partai Golkar ini.
Dikatakan Effendy juga, dalam pertemuan bersama Pemkot sebelumnya diusulkan untuk duduk satu meja bersama tokoh masyarakat dan warga yang merasa memiliki kepentingan diatas lahan PLTU. “Saya pikir, ide dari wali-kota memang sangat bagus dan bisa diakukan. Jadi tujuannya dilakukan pendekatan secara halus dengan sentuhan hati,” katanya.(saf)
Sumber Info (Kecuali Gambar) : KORANKALTIM.CO.ID - RABU, 25 JULI 2012
BERBAGI INFO :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :