TERBARU.......

Selasa, 06 November 2012

Keponakan Bantai Paman




Dugaan Keterlibatan Istri Korban Masih Diselidiki



#Tarakan – Nyawa manusia seolah tiada harganya lagi. Hanya berselang kurang dari 24 jam setelah pembantaian tiga balita di Tapanuli Tengah, kasus serupa terjadi di Kota Tarakan.
Sangkala tewas di tangan keponakannya sendiri berinisial JM (42). Peristiwa berdarah yang terjadi Minggu malam (4/11) sekitar pukul 21.00 Wita di salah satu rumah yang berada di Jl. Binalatung RT 7 Nomor 64 Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur. Pria berumur 50 tahun itu tewas mengenaskan dengan luka di kepala bagian kiri.

Lebih tragis lagi, pembunuhan dilakukan keponakan korban itu diduga “dibumbui” cinta terselubung antara JM dengan istri Sangkala. Kepolisian pun mencium adanya dugaan pembunuhan berencana dalam peristiwa ini.
Kapolres Tarakan AKBP Desman Sujaya Tarigan melalui Kasubbag Humas Ipda Sumarna kepada Radar Tarakan siang kemarin (5/11) membeberkan, lima jam sebelum pembunuhan terjadi atau sekitar pukul 17.00 Wita, JM yang telah ditetapkan sebagai tersangka berdua dengan istri korban di rumah tersebut. Sangkala sendiri berada di luar rumah untuk mengurus rumput laut.
“Dari keterangan sementara pelaku, dia mengaku telah merencanakan pembunuhan tersebut bersama istri korban pada pukul 17.00 Wita atau sore sebelum pembunuhan di atas rumah. Saat itu, kata pelaku, korban berada di luar rumah sedang memperbaiki rumput laut yang dijemur di bawah (rumah korban berbentuk panggung, Red.),” beber Sumarna.
Lebih lanjut Sumarna menjelaskan, hubungan tersebut terjalin sejak istri korban pulang ke kampung halaman sekitar sebulan lalu. “Bahkan sampai tersangka diajak bekerja dan satu rumah dengan korban,” tegas Sumarna.
Tersangka saat ini telah mendekam di tahanan Polres Tarakan. Akibat perbuatannya tersebut, tersangka dikenakan pasal 340 KUHP subsidair pasal 338 KUHP dengan ancaman kurungan minimal 15 tahun.
Selain tersangka, kata Sumarna, istri korban dan sejumlah saksi lainnya masih dalam penyelidikan. “Dari hasil penyelidikan itu akan kelihatan, istri korban terlibat atau tidak nantinya,” terangnya.
Untuk mengetahui peristiwa berdarah terjadi, Senin (5/11) kemarin pagi sekitar pukul 10.25, Tim Inafis (Indonesia Autofinger Identification System) Polres Tarakan melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) di rumah korban yang terletak di tengah perkebunan, dan beberapa meter di pemukiman warga lainnya. Dalam olah TKP tersebut, masih terdapat bercak darah di kasur, handuk yang digantung di dinding, pakaian, bantal dan kantong plastik.
Barang bukti berupa parang dan palu dibawa untuk mengetahui letak barang tersebut usai menghabisi nyawa Sangkala. Ternyata, parang dan palu yang digunakan diletakkan dekat pintu masuk ke kamar tidur yang hanya menggunakan gorden. Sangkala merengang nyawa tepat berada di atas kasur kamar tidur.
Salah satu keluarga korban mengungkapkan kalau parang tersebut telah diambil, namun saat berada di rumah korban, pelaku sudah tidak ada. “Saya lari masuk ke dalam rumah pelaku sudah tidak ada dan melihat korban sudah tidak bernyawa,” tuturnya.
Di sisi lain, tetangga korban yang bernama Irianto, sempat menanyakan kepada salah satu keluarga korban sebelum peristiwa tersebut terjadi. Namun, tidak mendapat jawaban pasti apa yang sedang terjadi. “Sempat saya tanya, tapi malah dibilang tidak ada apa-apa,” kesal Irianto. Ia menuturkan bahwa yang tinggal di rumah tersebut ada empat orang (mertua korban, Sangkala, istri korban dan tersangka). Tapi, mertua korban malam itu menginap di rumah anaknya yang berada sekitar 200 meter dari rumah korban. Sekitar pukul 20.00, Irianto sempat melihat pasutri (pasangan suami istri) itu lewat di depan rumahnya.
Berselang beberapa menit kemudian terjadi peristiwa tersebut dan pelaku pun sudah diamankan di rumah ketua RT 7. Irianto mengaku tidak mendengar suara jeritan saat peristiwa tersebut terjadi. “Beberapa orang tidak menyangka adanya kejadian ini. Pelaku baru berada di Tarakan sekitar dua bulan lalu,” bebernya.
Senada disampaikan tetangga korban Arif, yang rumahnya berada sekitar 50 meter dari rumah Sangkala. “Tidak dengar suara teriakan, bahkan istri korban lari pun saya tidak tahu. Tahu-tahunya pas ramai orang menuju rumah korban,” kata Arif.
Usai melakukan olah TKP, warga pun membubarkan diri menuju rumah duka yang berada tak jauh dari rumah korban. Siang itu korban langsung dikebumikan di pemakaman Pantai Amal.



ADA PERBEDAAN

Meski sudah diketahui pelaku utamanya, motif pembunuhan Sangkala masih misterius. Selain ada perbedaan pengakuan antara pelaku dengan saksi dalam hal ini, istri korban. Kejanggalan lain, saat jenazah korban divisum terdapat beberapa ada luka sayatan di maaf—kemaluan korban. Sementara menurut pengakuan pelaku, dia membunuh hanya dengan menggunakan palu.
Salah satu keterangan keduanya (pelaku dan istri korban) yang bertolak belakang, adalah posisi pelaku pada saat itu kejadian mengaku berada di dalam rumah. Sementara istri korban mengaku Jumakin waktu itu berada di luar rumah, sedang menjahit jaring yang sedang rusak.
Salah satu pengakuan tersangka yang menjadi bahan perhatian adalah tentang hubungan asmara dia dengan dan istri korban. Menurut tersangka, dirinya sudah sering melakukan hubungan badan dengan istri korban.
Kejanggalan lain, saat dilakukan visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, terlihat beberapa sayatan di alat kelamin korban. Namun saat dikomfirmasi ke tersangka, dirinya membantah jika itu hasil perbuatannya. “Saya tidak tahu kalau itu. Soalnya saya pukul pakai hammer (palu) saja,” kata pelaku.
Saat olah TKP kemarin, di lokasi kejadian ada barang bukti yang kini telah disita dari tempat kejadian perkara. Yaitu  berupa 1 buah palu dan sebilah parang pemotong daging yang dalam kondisi tumpul. Tidak masuk akal jika parang tumpul tersebut dipakai untuk menyayat alat kelamin korban secara tidak beraturan.
Jika pelaku menggunakan parang tersebut, tidak menutup kemungkinan alat kelamin korban bisa putus. Sedangkan hasil visum yang didapat hanya bekas sayatan beberapa kali di kemaluannya.
“Korban itu punya badik di tempat tidurnya. Selalu dia simpan di atas kepalanya saat tidur. Tapi waktu kami cari badik itu kami tidak menemukannya,” kata salah seorang kerabat korban yang menolak namanya dikorankan.
Kejanggalan lain yang didapatkan saat di lokasi kejadian, kondisi korban dalam keadaan telanjang bulat, dan  saat pelaku menyerahkan diri juga tidak menggunakan celana dalam.
Senin (5/10) dini hari sekitar pukul 03.00 Wita, istri korban sempat dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan, namun karena suaminya hendak dimakamkan, keesokan harinya istri korban dibawa pulang dan kembali ke Polres Tarakan sekitar pukul 16.00 Wita.
Hingga Senin malam tadi, istri korban yang diduga ikut terlibat dalam pembunuhan tersebut masih dimintai keterangan di ruang Satreskrim Polres Tarakan.
Untuk diketahui juga, atas pembunuhan tersebut, korban mendapat luka robek di kepala bagian kanan kiri sebanyak 5 tempat. Kemudian luka sabetan benda tajam di tangan kiri dan luka bebeeapa sayatan di kemaluannya. (ipk)


Sumber Info : Radartarakan.co.id - Selasa, 6 November 2012




BERBAGI INFO :


BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS