TERBARU.......

Rabu, 23 Januari 2013

Bocah Enam Tahun Ditemukan Tewas di Tiang Jembatan



#Tarakan - Juda (40) setengah terperangah. Keceriaan Ilham bersama seorang temannya yang dilihatnya ketika sedang bermain di dekat speedboat yang bersandar di siring sungai berubah total sejam kemudian. Bocah enam tahun itu ditemukan terbujur kaku dalam kondisi tak bernyawa. “Sebelum pergi salat Jumat, saya memang sempat melihatnya,” kata Juda ditemui Radar Tarakan siang kemarin.


Ia menuturkan, awalnya dua bocah itu berada di samping speedboat yang berada di pinggir sungai yang lokasinya berada di perbatasan RT 11 dan RT 27 Kelurahan Selumit Pantai. Keduanya kemudian terlihat bermain-main. “Ilham kemudian membuka bajunya, lalu kemudian berenang,” cerita Juda. Setelah itu, tidak ada yang tahu secara pasti apa yang dilakukan oleh kedua bocah itu, termasuk Ilham yang masih tercatat sebagai murid kelas 1 SD 038 Juata Permai.
 
Usai salat Jumat, barulah warga beramai-ramai mencari Ilham setelah dilapori Ferdi yang mengabari sepupunya tenggelam di area jembatan. “Kita bersama warga kemudian mencari-cari. Kurang lebih 30 menit dia (Ilham, Red) ditemukan tersangkut di benang yang terlilit di tiang jembatan,” bebernya. Saat ditemukan sekitar pukul 13.00 Wita, Ilham sudah tidak bernyawa.
 
Di mulutnya keluar buih putih. Dia diduga tewas setelah terseret arus laut saat mulai surut. Setelah ditemukan, jenazah korban kemudian dibawa ke rumah sepupunya yang bersama-sama tadi. “Memang, di sini sering anak-anak mandi-mandian. Kalau sudah air pasang dan “air jadi” di sungai tersebut, ramai-ramai dengan anak-anak,” kata Juda lagi. Warga lainnya, H Sinar meyakini korban tewas karena hanyut terbawa arus.
 
“Soalnya tadi ada speedboat yang melintas, tapi tidak begitu laju, dan memang air dalam keadaan surut,” kata Haji Sinar. Muklis, kakak sepupu Ilham mengatakan, dua jam sebelum ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, Ilham dan Ferdi masih di seputaran wilayahnya. “Saya mendapatkan informasi dari adik saya Ferdi setelah usai salat Jumat. Ia memberitahukan Ilham hanyut pas sama-sama di sungai tadi,” terang Muklis.
 
Mendapat informasi itu, dia bersama keluarga langsung menuju jembatan itu untuk melakukan pencarian. “Tapi kami tidak menemukannya,” katanya. Beberapa menit kemudian kata Muklis, datang “orang pintar” setelah dimintai pertolongannya. “Bapak itu turun ke sungai untuk mencari, dan ditemukannya Ilham nyangkut di benang layang-layang yang terlilit di tiang jembatan.
 
Bapak itu mengangkat Ilham, dan membawa pulang ke rumah,” tutur Muklis. Ferdi sendiri terlihat trauma dengan kejadian sepupunya Ilham hanyur terbawa arus sungai. ketika dikonfirmasi Radar Tarakan, dia belum bisa berkata apa-apa. Tante Ilham, Masiah mengatakan, keponakannya itu sebenarnya tidak tinggal bersamanya. Sementara waktu Ilham dititipkan kepadanya. “Karena orang tuanya sedang berada di rumah sakit berobat dan sudah satu minggu. Bapaknya terbaring sakit karena DBD, dan ibunya terkena tipes,” kata Masiah.
 
Seminggu tinggal bersamanya, Ilham izin tidak masuk sekolah karena di tempat tinggal di RT 15 nomor 241 kawasan perumahan Intraca, Juata Permai, tidak ada yang menemani. “Kedua orangtuanya menitipkan kepada kami. Kalau di sini, ada sepupunya yang bisa mengajak dia ke mana-mana,” kata Masiah sambil menangis sesugukan.
 
Mansur (32), ayah Ilham yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan PT Intraca di bagian laboratorium itu mengaku terkejut mendapat kabar duka saat dirinya masih berada di Rumah Sakit Angkatan Laut (Rumkital) Ilyas. “Mamanya sempat pingsan,” kata Mansur ditemui Radar Tarakan, tadi malam. Mansur dan istrinya, Telsa Nusi (35), bekerja di perusahaan yang sama selama 9 tahun. Bedanya, ibu Ilham bekerja di bagian inspeksi.
 
Sebelum masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan karena sakit yang dideritanya, Mansur mengaku sempat menasehati anak semata wayangnya itu. “Saya sempat berpesan kepada Ilham, jangan nakal, dan jangan berenang. Kalau ada kabar dari om, bapak nanti hukum,” kenang Mansur. Menurut Mansur, anaknya itu tergolong hiperaktif, ramah, dan mudah bergaul dengan siapa pun, termasuk orang yang tidak dikenalnya. “Kalau sudah ketemu dengan yang baru dikenalnya, langsung disapa,” terangnya.
 
Di sekolah kata Mansur lagi, anaknya juga disenangi teman-teman dan gurunya. Saat masih bersekolah di taman kanak-kanak, Ilham pernah meraih juara pada lomba mewarnai. Sehari-harinya, dia juga aktif mengaji di Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Falah. Petang kemarin sekitar pukul 18.00, jenazah Ilham dikebumikan di pemakaman Sebengkok.(*/ule/tom)

Sumber Info (Kecuali Gambar Ilustrasi) : Kaltimpost.co.id - Minggu, 20 Januari 2013



BERBAGI INFO :

BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS