TERBARU.......

Kamis, 05 September 2013

Polisi “Kecolongan” Jambret


#Tarakan - Ternyata penjambret saat ini semakin cerdas. Saat polisi disibukkan dengan pengamanan pilkada, penjambret juga disibukkan dengan aksinya yang semakin tidak mengenal waktu. Bahkan penjambret pun semakin berani beraksi di siang bolong dan tempat terbuka.




Kondisi ini tidak dibantah Polres Tarakan, melalui juru bicaranya Ipda Kamson Sitanggang, para pelaku penjambretan memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan aksi kejahatannya.

“Jadi ada orang-orang yang  sengaja memanfaatkan momen ini untuk melakukan kejahatan,” katanya.

Menurutnya, bila dilihat delik perkara selama dua hari ini. Pelaku kejahatan masih mengincar para kaum hawa di saat sedang berkendara sendiri di jalan yang sepi. “Jadi sasaran mereka ini perempuan,” ucapnya.

Apakah Polres Tarakan tidak akan membentuk tim khusus untuk mengatasi maraknya penjambretan yang kian hari meresahkan warga? Menurut Kamson, kepolisian memang belum berkonsentrasi untuk membentuk tim khusus karena masih terfokus pada pengamanan Pilkada. “Belum ada, masih fokus dengan Pilkada. Tetapi tetap kita selidiki perkara ini,” ulasnya.

Meski begitu, polisi tetap berpesan kepada pengendara kendaraan bermotor khususnya perempuan agar selalu waspada dan berhati-hati. “Jika membawa tas jangan digantung diatas motor dan jangan dijinjing saat berkendara dijalan raya,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, barang-barang berharga hendaknya disimpan ditempat yang lebih aman. Seperti disimpan di dalam jok motor dan tas dipangku atau diselipkan dibahu sehingga terhindar dari para pelaku kejahatan.

Mantan Kanit Reskrim Polsek Timur ini mengungkapkan, ada enam lokasi rawan jambret di Tarakan. Yaitu di kawasan Simpang Keramat menuju Kampung Empat dan Kampung Enam, Jalan Kusuma Bangsa, Jalan Slamet Riyadi, Kampung Satu (Gunung Selatan,red.), Jalan Mulawarman dan Jalan Aki Balak.

“Masyarakat harus lebih waspada di enam titik rawan jambret ini, karena pelaku biasanya mengintai perempuan yang sedang berkendaraan dan mengenakan tas samping,” jelasnya.

Apa yang membuat kepolisian hingga sampai saat ini belum bisa mengungkapkan kasus curas (pencurian dengan kekerasan) dalam hal jambret? Kamson beralasan, pelaku rata-rata lihai dalam mengamati lokasi yang akan menjadi sasaran, sehingga pasti memilih tempat sepi.

Sementara jumlah saksi yang sangat terbatas sehingga polisi kesulitan mengidentifikasi ciri-ciri pelaku. Apalagi laporan terlambat masuk, tentu pelaku sempat menghilangkan jejaknya. “Sebagian besar pelaku bermain secara kelompok, jarang dari pelaku ini beraksi secara tunggal,” tuturnya.

Dalam hal ini juga, kepolisian mengaku tidak bisa memberantas aksi jambret tanpa campur tangan langsung masyarakat. “Jadi sekecil apa pun informasi terkait keberadaan pelaku kejahatan ini segera menginformasikan ke polisi, dengan adanya kerja sama memudahkan kita dalam mengungkap kasus ini,” pungkasnya.

Sumber Info : Radartarakan.co.id - Rabu, 4 September 2013






BERBAGI INFO :

BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS