#Tarakan - Pihak kepolisian Resor Tarakan (Polres) meluruskan kabar dugaan adanya rekayasa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari kasus asusila yang melibatkan seorang perempuan remaja, diinisialkan Bunga (16), dengan pria pejabat tinggi di pemerintahan Kota Tarakan, berinisial ST. Penegasan ini diungkapkan pimpinan Polres Tarakan melalui juru bicaranya Ipda Kamson Sitanggang, Kamis (17/10) kemarin.
“Pimpinan tadi telah menyampaikan tidak ada rekayasa dalam BAP itu,” terangnya kepadaRadar Tarakan.
BAP yang saat ini masih digodok pihak penyidik tentang ungkapan Bunga, ditegaskan Kamson masih bersifat sangat rahasia, sehingga tidak dapat dipublikasikan secara umum. “BAP itu hanya keterangan yang dimuat oleh penyidik yang tidak bisa disampaikan ke publik, karena itu merupakan teknik penyidikan,” terangnya.
Sebelumnya, Bunga secara eksklusif kepada Radar Tarakan menceritakan tentang pertemuannya dengan ST di depan masjid Jusuf SK, di bandara Juwata Tarakan. Pertemuan ini, kata Bunga, difasilitasi seorang oknum anggota Polres Tarakan. Saat pertemuan itu, ST meminta agar Bunga menjelaskan ke dalam BAP, yakni tentang kedatangan Bunga ke rumah dinas ST adalah untuk membawa proposal pengajuan dana kegiatan, bukan pengakuan yang sebenarnya, yakni menerima “undangan” ST.
“Memang betul saya ke rumah dinasnya dan pejabat itu “memakai” saya di sana,” kata Bunga kepada Radar Tarakan.
Kamson mengatakan, dalam setiap proses hukum, pihaknya berupaya menuangkan BAP berdasarkan fakta yang ada. “Kalau fakta itu sudah diperiksa dan telah dimasukkan ke dalam berita acara keterangan, walaupun nantinya mau berkoar-koar (di luar), tentu tidak akan bisa, karena sudah ada fakta itu yang dituangkan ke dalam fakta bukti. Maka inilah (BAP) yang akan diproses sesuai hukum,” ungkapnya.
Lebih jauh dikatakan Kamson, pihaknya enggan berspekulasi terhadap kasus tersebut. Adanya pengakuan yang dilontarkan korban tentu harus diuji lagi berdasarkan keterangan BAP. “Kami tidak boleh sembarangan untuk menentukan tersangka yang bertanggung jawab, takutnya nanti kami akan dipraperadilankan oleh orang yang diduga tersangka. Jadi kami harus benar-benar intensif dan sesuai dengan aturan hukum. Tetapi siapapun yang melanggar hukum tetap ditindak sesuai dengan aturan hukum,” tuturnya.
Adanya keterangan Bunga yang melibatkan seorang guru tari di sekolahnya, menurut Kamson belum memenuhi syarat sebagai alat bukti. Dari BAP yang telah ada akan diungkapkan dalam persidangan, dan saksi-saksi akan dihadirkan di pengadilan tersebut.
Mengenai kapan pengungkapan kasus Bunga-ST ini ditingkatkan ke penyidik, Kamson mengaku tidak bisa ditentukan dengan waktu. “Kalau saya mengatakan sekian waktunya, tapi ternyata dari penyidiknya berbeda, takutnya akan berseberangan lagi. Jadi sejauh mana perkara ini? kita kembali kepada penyidiknya. Karena dalam proses penyelidikan ini ada cepat dan lambat,” paparnya.
Tentunya apabila alat bukti yang telah selesai dikumpulkan, maka proses penyelidikan akan cepat diselesaikan. Namun jika masih ada yang kurang tentu akan dilengkapi lagi. “Kami ini bukan berdiri sendiri, artinya tetap mengacu kepada undang-undang dan berkoordinasi dengan tim penyidik lainnya, seperti jaksa,” terangnya.
Sejauh ini, tujuh orang telah diperiksa sebagai saksi. Ketujuh orang ini tidak dapat dipublikasikan pihak kepolisian mengingat sifat kasus asusila ini rahasia. Namun setelah fakta dibuktikan, maka akan dibeberkan di hadapan pengadilan. Sementara 4 orang pria telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni berinisial PO, AW, CH, dan RA.
Sementara itu hingga kemarin, Kamson mengakui belum mengetahui adanya rencana pemanggilan ST yang kedua kalinya. “Berdasarkan statemen pimpinan, ST nanti akan dipanggil lagi. Tapi saat ini saya belum disampaikan kapan ST akan dipanggil,” imbuhnya.(*/ule/ash)
Sumber Info : Radartarakan.co.id - Jumat, 18 Oktober 2013
BERBAGI INFO :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA
SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :