TERBARU.......

Minggu, 14 Oktober 2012

Utang PLN Tarakan Hampir Tembus Rp. 50 Miliar




PHRI Tarakan Tetap akan Boikot Popprov

#Tarakan - Bulan depan, krisis listrik semakin parah. Sebab terhitung mulai November, untuk pembelian solar, PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Tarakan diwajibkan membayar uang di muka kepada Pertamina atau harus cash.
Persoalannya, saat ini saja PLN harus menanggung utang kepada Pertamina sebesar Rp 46,5 miliar. Angka tersebut merupakan pembelian solar mulai Maret hingga Agustus, belum termasuk September dan bulan ini. Dipastikannya utang PLN ke Pertamina terus membengkak.
Sebab, secara umum untuk pemakaian solar sebanyak 100 ton, PLN Tarakan harus mengeluarkan dana Rp 1 miliar. Dengan estimasi rata-rata pemakaian saat ini (pada saat pemadaman) adalah 5 sampai 8 ton solar per hari. Atau untuk satu hari pemakaian sekitar Rp 50 juta hingga Rp 80 juta per hari -- estimasi harga solar Rp 10.300 per liter. Sementara, solar sebanyak 100 ton tersebut hanya bisa untuk bertahan selama sepuluh hari.
Di depan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tarakan siang kemarin dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Kenawai Kantor Walikota Tarakan, Direktur Utama PT PLN Tarakan, Sandika Aflianto mengungkapkan, saat ini tinggal 20 persen saja daya listrik yang dihasilkan dari kemampuan mesin yang mampu menghasilkan daya 42 Mega Watt (MW). “Tinggal 20 persen yang mau dibagi ke masyarakat,” ungkap Sandika, kemarin.
Belum lama ini, manajemen PLN Tarakan sempat dipanggil oleh Depo Pertamina Tarakan terkait dengan utang piutang solar yang belum dilunasi oleh PLN. Dalam pertemuan itu, pihak Pertamina mempertanyakan kesanggupan PLN Tarakan untuk membayar utang pengambilan solar yang menunggak mulai dari bulan Maret sampai Agustus 2012, dengan total utang sebesar Rp 46,5 miliar.
“Memang PLN tidak bisa membayar sekarang, karena tidak ada likuiditas,” kata Sekretaris Perusahaan PT PLN Tarakan, Muyoto menambahkan.
Dengan kata lain, PLN Tarakan belum memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibannya tersebut dalam jangka pendek. Atas hal itu, setelah dilakukan pembicaraan antara dua belah pihak, diperoleh kesepakatan bahwa sistem pembayaran utang solar Pertamina itu akan dilakukan secara cicil setiap bulannya sebesar Rp 5 miliar hingga Rp 7 miliar, sesuai rata-rata pemakaian (jika gas naik maka pemakaian solar akan menurun).
Diceritakannya, keuangan PLN Tarakan saat ini memang sedang dalam kondisi krisis, dan nyaris tidak ada anggaran lebih untuk membayar utang solar Pertamina. Pun demikian, PLN tetap menjanjikan akan membayarkan setiap bulan dengan cara mencicil.
”Pendapatan kita menurun, sementara pengeluaran meningkat,” katanya.
Untuk diketahui, pendapatan PLN yang bersumber dari setoran pelanggan PLN Tarakan—sebanyak 29.181 sambungan rumah—sebesar Rp 15 miliar (disebut juga pendapatan kotor).
Sedangkan pengeluaran yang harus ditanggung PLN Tarakan terkait pemakaian solar, dengan estimasi rata-rata pemakaian saat ini (pada saat pemadaman) adalah 5 sampai 8 ton solar per hari. Atau untuk satu hari pemakaian sekitar Rp 50 juta hingga Rp 80 juta per hari. ”Dengan catatan itu untuk pemakaian irit,” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua PHRI Tarakan Abdul Khair mengaku geram dengan pernyataan PLN Tarakan yang “memamerkan” terus kerugiaannya. “Dulu sewaktu untung, diam-diam, malah diinvestasikan ke daerah lain (Jayapura dan Bintan, Red.). Sekarang giliran rugi, masyarakat Tarakan disuruh menanggungnya,” kesal Abdul Khair.
Terkait surat PLN bernomor 040/104/TEK.PLN-TRK/2012 yang menyampaikan rencana memutuskan aliran listrik ke hotel sejak pukul 09.00 Wita hingga pukul 23.00 malam, atau 15 jam, sejak tanggal 8 Oktober hingga 31 Oktober, tetap diprotesnya.
Abdul Khai menegaskan, kalau pemadaman terus dilakukan, PHRI mengancam menolak tamu khususnya kontingen Pekan Olahraga Pelajar Provinsi (Popprov) yang rencananya dimulai tanggal 15 Oktober nanti.
Sebab disampaikan kembali Abdul Khair, selama ini banyak hotel yang menggunakan genset (generator set) untuk menghidupkan listrik agar pelayanan hotel tetap stabil. “Jadi kami hanya bisa menghidupi genset dengan kemampuan 5 hingga 6 jam saja. Kalau 15 jam begini, semuanya jadi berantakan,” bebernya.
Lanjut Khair, dengan membeli solar secara terus menerus juga tak menyelesaikan persoalan. “Kita seperti dipaksa melanggar aturan, menghidupkan listrik dengan waktu yang cukup panjang,” sesalnya. Dengan byarpet yang berlangsung lama, praktis, lanjut Khair, pelayanan hotel atau penginapan terganggu. Apalagi Tarakan bakal kedatangan ribuan tamu dari kabupaten kota di Kaltim yang akan bertanding di Popprov. “Hotel dan penginapan akan jadi tempat tinggal atlet popprov, tentu pelayanan tidak akan maksimal atau juga membuat “gerah” atlet maupun offisial. Kami semua, yang terdiri dari 33 hotel di Tarakan sangat mendukung kelancaran popprov. Tapi jika PLN tidak mencabut surat edarannya, tentu kami tidak dapat melayani kontingen popprov. Jika tidak ada solusi, kami sepakat tidak menerima, istilahnya kami boikot,” ancam Khair. 
Saat ditanya kerugian yang dialami saat pemadaman, pemilik Hotel Grand Taufik ini menyebutkan, dalam per hari pihak hotel sedikitnya menggunakan solar sebanyak 75 liter dengan biaya Rp 10 ribu per liter. “Soal biaya ini relatif saja, tetapi kami tidak bisa menjamin keselamatan saat menggunakan genset. Sebab mesin bisa panas dan dikhawatirkan dapat menimbulkan bahaya kebakaran,” khawatirnya.
Mewakili pengusaha hotel lainnya, Abdul Khair berharap, Walikota H Udin Hianggio lebih memerhatikan dampak pemadaman ini. Apalagi, Tarakan jadi tuan rumah Popprov Kaltim. “Kalau PLN matikan listrik, ya sama-sama. Jika hotel mati kok tetangga hidup. Perjanjian menyambung listrik kan ada. Kalau mereka melanggar hukum juga bisa dipidanakan,” sergahnya.
Sayangnya kata Abdul Khair, pertemuan kemarin belum juga menghasilkan keputusan. “Kalau memang tetap tidak nyala sampai 15 jam, kami tetap sikap kami (memboikot Popprov),” tegasnya kembali. “Mau rugi, enggak ada solar, enggak ada duit, bukan urusan kami,” imbuhnya dengan nada tinggi.(ddq/ris)


Sumber Info (Kecuali Gambar) : Radartarakan.co.id - Sabtu, 13 Oktober 2012





BERBAGI INFO :

BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA
Bagaimana pendapat anda tentang manfaat BLOG PAGUNTAKA CITY IN MEDIA, Silahkan klik dibawah ini :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang artikel diatas silahkan komentar anda yang bersifat positif dan membangun demi KOTA TARAKAN TERCINTA

SEKARANG KOMENTAR ANDA KAMI TUNGGU :

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN

VIDEO SUATU HARI DI KOTA TARAKAN
LIHAT VIDEONYA, SILAHKAN KLIK GAMBAR DIATAS